Ikuti Kami

Rieke Diah Pitaloka: Swasembada Pangan Bukan Sekedar Stok Pangan Tapi Kurangi Impor Pangan

Menurutnya, konsep swasembada tidak hanya sebatas pada ketersediaan stok pangan di dalam negeri.

Rieke Diah Pitaloka: Swasembada Pangan Bukan Sekedar Stok Pangan Tapi Kurangi Impor Pangan
Anggota Komisi Vl DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi Vl DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menegaskan pentingnya kemandirian bangsa dalam mewujudkan swasembada pangan. 

Menurutnya, konsep swasembada tidak hanya sebatas pada ketersediaan stok pangan di dalam negeri, melainkan harus disertai dengan berkurangnya ketergantungan pada impor serta meningkatnya daya beli masyarakat.

“Buat apa kalau cadangan pangannya besar di dalam negeri, tapi itu hasil impor? Stok gula kita juga cukup aman, memang jadi sesuatu yang agak ironis begitu. Tapi saya awali lagi dengan astacitanya Presiden Prabowo. Astacita nomor dua adalah memantapkan sistem pertahanan dan keamanan, mendorong kemandirian bangsa melalui suasembada pangan,” kata Rieke, Selasa (30/9/2025).

Ia menekankan bahwa swasembada pangan adalah aspek krusial dalam menjaga ketahanan nasional dan kedaulatan bangsa.

“Itu menjadi penting. Dan swasembada saya memberikan catatan, cirinya hanya dua. Swasembada pangan itu bukan adanya sekedar stok pangan di dalam negeri. Tetapi ciri utamanya adalah semakin berkurangnya ketergantungan impor pangan,” ujarnya.

Rieke menambahkan, indikator utama swasembada harus dilihat dari berkurangnya impor bahan pangan yang sejatinya bisa diproduksi di dalam negeri.

“Buat apa kalau cadangan pangannya besar di dalam negeri, tapi itu hasil impor? Jadi swasembada pangan dicirikan pertama adalah semakin menipisnya impor, terutama impor atas bahan pangan yang bisa diproduksi oleh dalam negeri. Yang kedua adalah meningkatnya daya beli masyarakat,” tegasnya.

Menurutnya, ketersediaan pangan tidak berarti apa-apa jika masyarakat tidak mampu membeli karena harga yang tinggi.

“Ketika cadangan pangan ada, tetapi kemudian masyarakat tidak bisa membeli begitu karena harga mahal dan selanjutnya dan seterusnya, itu juga bukan swasembada pangan. Jadi ini menjadi catatan penting,” pungkas legislator PDI Perjuangan tersebut.

Quote