Ikuti Kami

Rudianto Ajak Elemen Bangsa Jaga Persatuan & Kesatuan Bangsa

Menurut Rudianto Tjen, Indonesia kaya akan perbedaan

Rudianto Ajak Elemen Bangsa Jaga Persatuan & Kesatuan Bangsa
Anggota DPR RI, Rudianto Tjen.

Pangkalpinang, Gesuri.id - Anggota DPR RI, Rudianto Tjen mengajak semua elemen bergandengan tangan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Saya mengajak kita semua, tokoh masyarakat, aparat, tokoh agama, marilah kita kembali ke cita-cita kemerdekaan kita, kita pererat, kebhinekaan dan persatuan kita," ucapnya seperti yang dikutip melalui laman bangkapos.

Sebab, tak sedikit akibat intoleransi  banyak daerah yang akhirnya terlibat konflik sosial. Imbasnya, pemulihan pembangunan dan ekonomi daerah menjadi terhambat.

Baca: Ono Tegaskan PDI Perjuangan Komitmen ke Pancasila & NKRI

"Saya harap Babel tidak perlu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Apalagi saya lahir di Babel, saya tahu Babel penuh dengan kedamaian, dan itulah menjadi cita-cita saya, rukun berdampingan seperti dulu kala," ucap Rudianto Tjen.

Rudianto Tjen juga terngiang masa kecilnya, kala itu, kehidupan betoleransi Babel diakuinya menjadi miniatur secara nasional.

"Bahkan sampai saat ini istilah Fhangin Thongin Jit Jong bukan hanya slogan saja, namun betul-betul dirasakan dalam kehidupan sehari hari. Artinya, tidak ada batasan semua hubungan pertemanan, sosial dan lainnya semua berjalan sedemikian baiknya," kata Rudianto Tjen dalam wawancara bersama Pemimpin Redaksi Bangka Pos Group Ibnu Taufik Juwariyanto di kediaman Rudianto Tjen di kawasan Kampung Jeruk, Kecamatan Pangkalanbaru.

"Sehingga seperti saya non muslim, teman-teman saya mungkin datang ke rumah ibadah agama yang lain, dan itu biasa-biasa saja. Namun belakang ini, seiring perkembangan Republik Indonesia, posisi intoleransi dalam tanda petik perlu ada perhatian, namun bukan dalam posisi bahaya," tuturnya.

Menurut Rudianto Tjen, Indonesia kaya akan perbedaan. Mulai dari suku, bahasa, etnis, agama hingga warna kulit. Namun, semua memiliki tekad yang sama, yakni menjaga kebhinekaan.

Baca: Yunus Tegaskan NTT Telah Membumikan Hidup Toleransi

Selain itu, lanjutnya, isu soal intoleransi menjadi agenda rutin rapat Komisi Polhukam dengan seluruh komponen dan stakeholder di Republik Indonesia.

Sekilas secara riil, tambahnya, intoleransi di Babel tampak biasa-biasa saja. Namun hasil survei pihaknya dengan seluruh komponen bidang Polhukam, mencatat ada 30 persen masyarakat Babel yang terpapar intoleransi dan radikalisme.

"Sementara 40 persen lainnya, dalam tanda petik menjurus kepada kalangan pelajar. Saya pikir ini menjdi warning bagi kita bersama, bahwa Babel ini tidak baik-baik saja, makanya harus kita sikapi dengan hati-hati," imbuh Rudianto Tjen.

Quote