Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mengajak masyarakat untuk menyikapi persoalan tayangan dari salah satu stasiun televisi nasional yang dinilai memberi label negatif terhadap pesantren, dengan kepala dingin dan pandangan yang berimbang.
Menurut Selly, pesantren merupakan warisan peradaban yang telah memainkan peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia, baik dalam pendidikan, sosial, maupun kebudayaan.
"Pesantren bukan sekadar lembaga keagamaan, tetapi ruang pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan. Pesantren menjadi bagian dari denyut sejarah Indonesia jauh sebelum republik ini berdiri,” ujarnya di Jakarta, Selasa.
Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu
Selly lalu mengingatkan perlunya kehati-hatian dalam pembuatan narasi publik, seperti terkait dengan pesantren itu.
"Kita perlu berhati-hati dalam membuat narasi publik. Satu kasus atau satu perilaku individu tidak bisa dijadikan dasar untuk menilai seluruh pesantren. Namun demikian, pesantren juga perlu memperkuat sistem pengawasan dan tata kelola agar tidak ada celah bagi penyimpang," kata dia.
Selly menilai penghormatan terhadap pesantren harus berjalan beriringan dengan semangat perbaikan.
“Kita perlu menempatkan pesantren secara proporsional. Ada hal-hal yang patut dibanggakan, tetapi juga ada aspek yang perlu diperbaiki. Setiap lembaga, termasuk pesantren, harus terus berbenah agar relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.
Berikutnya, Selly menjelaskan bahwa pendidikan di pesantren tidak hanya menekankan aspek ta’lim (pengajaran), tetapi juga tarbiyah (pembentukan akhlak dan kepribadian).
“Santri belajar disiplin, tanggung jawab, dan keteladanan. Nilai-nilai ini menjadi modal sosial yang sangat penting bagi masa depan bangsa,” ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Agama, terdapat lebih dari 42 ribu pesantren dengan lebih dari tujuh juta santri di seluruh Indonesia. Selly menilai angka tersebut bukan sekadar data statistik, melainkan juga menjadi bukti nyata besarnya tanggung jawab pesantren dalam mencetak sumber daya manusia unggul.
“Dengan jumlah sebesar itu, tentu pesantren juga memikul tanggung jawab besar, bukan hanya dalam pengajaran agama, tetapi juga dalam memastikan tata kelola, transparansi, dan perlindungan terhadap santri berjalan dengan baik,” kata dia.
Ia juga menyoroti nilai khidmah dalam tradisi pesantren, yakni belajar sambil mengabdi kepada guru dan masyarakat.
Baca: Inilah Profil dan Biodata Ganjar Pranowo
Menurutnya, nilai tersebut tetap relevan di masa kini, sepanjang disertai dengan penghormatan terhadap hak-hak santri.
“Nilai pengabdian itu sangat luhur, namun jangan sampai disalahartikan. Dalam konteks hari ini, khidmah harus berjalan seiring dengan perlindungan dan martabat santri,” tuturnya.
Selly kemudian juga menegaskan komitmen Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI untuk memperkuat peran pesantren sebagai bagian dari amanat Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Negara harus hadir untuk memperkuat pesantren, bukan sekadar melalui anggaran, tetapi juga dengan memastikan tata kelolanya modern dan akuntabel. Pesantren adalah mitra negara dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dan seperti semua mitra strategis, ia juga perlu terbuka terhadap kritik dan perubahan,” kata dia.