Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon menembus jalan-jalan kecil di pedalaman Kecamatan Kolang dan Sosorgadong, Serta Desa Pasaribu Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Di sana, di antara ladang-ladang hijau dan rumah-rumah sederhana, Rapidin menyapa para petani.
Ia datang bukan sekadar membawa pesan politik, tapi membawa semangat gotong royong partai.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
Didampingi Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Tapteng Sarma Hutajulu SH, fungsionaris PDI Perjuangan Sumut Sutrisno Pangaribuan, dan sejumlah legislator PDI Perjuangan Tapteng, Rapidin berbincang langsung dengan warga.
Mereka menanyakan harga pupuk, hasil panen, dan tantangan para petani kecil di tengah mahalnya biaya tanam.
“Saya datang bukan untuk seremoni, tapi untuk memastikan PDI Perjuangan berdiri di barisan petani,” ujar Rapidin.
Sebelumnya, selama tiga hari di Kepulauan Nias, Rapidin menyalurkan 1 ton benih jagung Pioner 32 untuk petani kecil. Sedangkan di Daratan Sumatera 6 ton dibawa ke petani-petani kecil
Kini, semangat itu dibawa ke daratan Tapteng.
“Untuk menanam satu hektar cukup 15 kilogram benih, dan bisa menghasilkan tujuh hingga delapan ton panen. Jagung ini kami berikan kepada petani yang benar-benar layak dibantu mereka yang tetap bekerja keras di tengah keterbatasan,” ujarnya.
Rapidin menegaskan, bantuan ini bukan dari pemerintah. “Keuangan negara sedang defisit, banyak pemotongan APBD. Tapi kami tak mau diam. PDIP bergerak secara gotong royong untuk memastikan rakyat kecil tidak kehilangan harapan,” katanya.
Suasana di dusun terpencil itu berubah haru ketika Manalu, tokoh masyarakat setempat, menyampaikan rasa terima kasih.
“Baru kali ini ada anggota DPR RI datang ke kampung kami. Terima kasih sudah datang melihat kami, Pak Rapidin,” ucapnya.
Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu
Masinton menegaskan bahwa kehadirannya juga dalam kapasitas kader partai, bukan sebagai kepala daerah.
“Saya datang bukan sebagai Bupati, tapi sebagai kader PDI Perjuangan yang berjuang untuk petani. Karena anggaran minim, maka gotong royong jadi jalan keluar. Kami turun bersama Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut untuk menyalakan semangat rakyat,” ujarnya.
Bagi warga, hari itu bukan sekadar kunjungan politik. Ia menjadi pengingat bahwa ketika negara tengah terbebani defisit, solidaritas masih bisa tumbuh dari tangan-tangan yang menanam dan dari hati yang tidak ingin menyerah.