Ikuti Kami

Soal OTT KPK, Mendagri: Jika Tak Siap Godaan, Jadi Pengusaha

Jika para kepala daerah tidak sanggup dengan godaan jabatan, sebaiknya beralih profesi sebagai pengusaha.

Soal OTT KPK, Mendagri: Jika Tak Siap Godaan, Jadi Pengusaha
Mendagri Tjahjo Kumolo dalam diskusi di Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas).

Jakarta, Gesuri.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, mengaku sedih dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap Bupati Lampung Selatan, Zainudin Hasan. Pasalnya, ia selalu berharap agar OTT terhadap kepala daerah tidak terjadi lagi, namun kenyataanya tidak demikian.

Baca: Jokowi: Saya Sangat Sedih, Banyak OTT Bupati-Gubernur

"Saya sedih ya. Setiap ada OTT saya selalu mengatakan mudah-mudahan ini yang terakhir, tapi terus berulang," kata Tjahjo usai pelantikan praja muda IPDN angkatan ke-25 di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (27/7). 

Menurut Tjahjo, jika para kepala daerah tidak sanggup dengan godaan jabatan, sebaiknya beralih profesi sebagai pengusaha. Tjahjo juga mendukung penegakan hukum yang dilakukan KPK agar menjadi peringatan bagi kepala daerah lainnya. 

“Kalau memang tidak siap (dengan godaan), ya jadi pengusaha saja. Ini harus dipahamkan. Saya sedih, bayangkan sudah hampir 300 lebih (kepala daerah terlibat korupsi). Setiap hari, baru saja kemarin (Bupati Labuhanbatu). Yang penting KPK, penegak hukum tetap konsisten, fungsi pencegahan ada, tapi aspek pemidanaan juga ada, supaya jera,” tegasnya.

Mendagri Tjahjo mengaku, selama ini Kemendagri telah berupaya memberi imbauan kepada kepala daerah agar tidak terlibat praktik korupsi. Meski begitu, tetap saja ada kepala daerah yang terkena OTT KPK. Menurutnya, kasus OTT masih terjadi karena mentalitas yang buruk para kepala daerah tersebut.

Baca: Tjahjo Heran masih ada Kepala Daerah kena OTT KPK

“Padahal area rawan korupsi sudah kita pahamkan. Kami roadshow dengan KPK juga bersama, pencegahan, tapi toh masih ada (OTT). Ya sudah saya kira sistemnya sudah bagus. Pengawasan kan tidak mungkin kita awasi 24 jam. Harusnya kembali ke mentalitas yang bersangkutan,” kata Tjahjo.

Quote