Jakarta, Gesuri.id - Tingkah laku maupun cara bicara menyudutkan seseorang secara keji, apalagi merupakan pemimpin, yang dilakukan oleh oknum etnis keturunan Tionghoa tak bisa dinilai sebagai bentuk sikap mayoritas.
"Disesalkanlah kalau ada orang tertentu, individu, lontarkan kata-kata kritik keji tapi bawa-bawa nama perwakilan etnis," ujar politisi PDI Perjuangan Darmadi Durianto, Jumat (24/5)).
Darmadi mengatakan, banyak alasan melatari sebab perilaku oknum keturunan Tionghoa itu tidak bisa dianggap sebagai aspirasi lembaga resmi atau mayoritas.
"Ada yang terlalu bangga, kegeeran, seolah percaya diri juga kalau dia cuma satu-satunya yang bisa mewakili representasi sikap etnis Tionghoa," Darmadi menuturkan.
Padahal kenyataannya, ucap Darmadi yang sekaligus anggota Komisi VI DPR RI, oknum keturunan etnis Tionghoa tersebut justru adalah seseorang yang kerap bermasalah dengan sesama perkumpulannya sehingga diacuhkan.
Oleh sebab itu, Darmadi meminta seluruh masyarakat Indonesia agar dampak negatif yang ditimbulkan sebab ulah seseorang etnis Tionghoa jangan diartikan adalah sikap mayoritas.
Jangan sampai masyarakat akhirnya terjebak pada kabar bohong demi ambisi kepentingan politik golongan tertentu yang memanfaatkan etnis keturunan di Indonesia.
"Kalau yang bisa mewakili sikap golongan itu sudah ada perwakilan lembaga resminya. Bukannya sikap yang dimotori individu saja," ujar Darmadi.
Sebagai informasi, baru-baru ini viral sebuah rekaman video di Youtube yang mempertontonkan aksi seorang remaja usia 16 tahun bernama Roy mengancam membunuh Presiden Joko Widodo sambil berkata kasar.
Terungkap bahwa Roy adalah remaja keturunan etnis Tionghoa dan kini pelaku telah diciduk kepolisian guna diproses hukum.
Diketahui juga kerap nama lain keturunan etnis Tionghoa yaitu Lius Sungkharisma yang sering mengkritik Presiden Jokowi serta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
