Jakarta, Gesuri.id - Rumah Asprasi anggota DPR RI Sonny T. Danaparamita, Setretanan Dhibik Bondowoso (STD Bondowoso) menggelar sarasehan dan diskusi kebangsaan di Basecamp STD Bondowoso, Perum Pancoran Residence, Minggu (1/6).
Koordinator STD Bondowoso yang juga Wakabid Hukum dan perundang-undangan DPC PDI Perjuangan Bondowoso, Dedy Faizal Ali mengatakan, sarasehan dan diskusi kebangsaan diadakan untuk memperingati Hari Lahir Pancasila sekaligus salah satu rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno tahun 2025.
Selain itu, tambah Dedy, sarasehan digelar agar masyarakat tidak lupa akan sejarah (Jas Merah).
“Sarasehan dan diskusi yang kami laksanakan ini adalah salah satu agenda rutin yang setiap tahun kami gelar untuk menyambut Bulan Bung Karno, dan tentu karena ini rangkaian agenda yang akan kita laksanakan di bulan Juni ini,” terang Dedy.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Kegiatan sarasehan ini diikuti tokoh masyarakat, tokoh lintas agama dan para pemuda dari berbagai penjuru kabupaten Bondowoso serta menghadirkan pembicara atau narasumber Sinung Sudrajad selaku wakil ketua DPRD Kabupaten Bondowoso.
Dalam materinya Sinung banyak mengulas tentang bagaimana sejarah Pancasila, dan prakteknya dalam kehidupan sehari hari masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, serta bagaimana tantangan-tantangan Pancasila yang hari ini sedang dihadapi oleh Masyarakat.
“Pancasila itu harus betul-betul kita pahami sebagai satu landasan, dasar yang mengatur segala aspek kehidupan berbangsa, dari sistem pemilu, sistem ketatanegaraan, regulasi hukum itu semua kembali pada Pancasila dan UUD 1945,” ungkap Sinung.
Lebih lanjut Sinung menjelaskan, bahwa Dalam Pancasila, masing-masing adalah rangkaian menuju satu kesatuan, sila pertama menjadi pengubung untuk sila yang lain, jangan harap Sila ke 5 akan terealisasi jika Sila ke 4,3,2 dan 1 belum dilaksanakan secara serius dengan baik.
“Kita contohkan seperti Sistem Pemilu kita hari ini wajib untuk direvisi dan dikembalikan kepada jalur yang benar menjadi Proporsional Tertutup, mengingat realita pemilu dengan proporsional terbuka membuat semakin menggilanya money politic dan pola-pola pembodohan lain yang telah membumi dalam kehidupan sampai di pelosok Desa demi meraih suara sebesar besarnya,” kata Sinung.
Sinung juga mengungkapkan bahwa hari ini di era keterbukaan dan kemajuan teknologi banyak sekali tantangan-tantangan yang mengganggu eksistensi dari Pancasila, tidak hanya itu Pancasila terkadang juga harus berhadapan dengan doktrin-doktrin radikal yang mencoba memecah belah bangsa.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
“Hari ini kalau kita melihat lebih jauh Pancasila sedang diuji dengan berbagai tantangan baik dari luar maupun dari dalam, ada banyak kepentingan-kepentingan asing yang mencoba merongrong Pancasila sebagai ideologi bangsa, selain itu paham-paham radialisme yang dibalut dengan agama juga menjadi ancaman nyata untuk merusak persatuan dan kesatuan Masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Anggota DPR RI Sonny T. Danaparamita mengungkapkan peringatan Bulan Bung Karno yang diawali dengan sarasehan ini diharapkan menjadi sarana yang dapat memperkuat ideologi Pancasila dan terus merawat rasa nasionalisme ajarang Bung Karno sebagai founding fathers bangsa.
“Kegiatan hari ini tidak sekadar memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945. Namun lebih dari itu saya berharap kegiatan ini menjadi sarana diskusi untuk memperkuat ideologi Pancasila, sekaligus upaya memperkuat rasa nasionalisme kita dan menjaga, merawat dan mengamalkan semangat ajaran-ajaran Bung Karno sebagai bapak Bangsa,” ujarnya.