Ikuti Kami

Tangkal Corona, Putra Dukung Inisiatif Mendikbud Nadiem

Relawan mahasiswa kedokteran untuk cegah Covid-19 adalah bentuk nyata gotong royong yang digagas Bung Karno ketika menggali Pancasila.

Tangkal Corona, Putra Dukung Inisiatif Mendikbud Nadiem
Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mendukung dan apresiasi insiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang membentuk relawan cegah Covid-19.

Undangan mahasiswa kedokteran ini adalah bentuk nyata dari praktek gotong royong yang digagas Bung Karno ketika menggali Pancasila. 

Baca: Ahok Siapkan RS Pertamina Jaya Jadi RS Khusus Corona

"Mendikbud Nadiem dan para mahasiswa kedokteran bisa menjadi benchmark bagaimana Pancasila yang nilai dasarnya adalah gotong royong benar-benar hidup di tengah kesulitan yang dialami bangsa ini," kata Putra di Jakarta, Sabtu (21/3).

Bersama dengan para mahasiswa kedokteran ini, menurut  Putra banyak sekali edukasi publik yang bisa dilakukan terutama menjelaskan kegiatan social Distancing. Apalagi, dari pantauan mantan wartawan ini, masih banyak masyarakat yang cuek dan belum sadar sepenuhnya cepatnya penyebaran covid 19 dan semua orang bisa menjadi Carrier (pembawa).

"Yang paling mendasar adalah mengingatkan dan mengajarkan masyarakat kembali tentang bagaimana mencuci tangan mereka dengan air mengalir dan praktek social distance. Dan ini bisa dibantu oleh para mahasiswa kedokteran," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Lebih lanjut Putra menjelaskan belajar dari penanganan Covid-19 di Wuhan, 30.000 lebih  tenaga medis harus meninggalkan keluarganya selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan karena mereka dibutuhkan 24 jam dan tidak memungkinkan pulang karena bisa menularkan keluarga. 

Seperti diketahui Kemendikbud mengundang mahasiswa tingkat akhir di fakultas-fakultas bidang kesehatan untuk menjadi relawan  berperan mencegah penyebaran Covid-19. Para relawan akan fokus untuk melakukan edukasi, pencegahan dan pengendalian pandemi Covid-19. 

Nadiem menyatakan keterlibatan para relawan adalah bagian dari upaya gotong royong dan gerakan masyarakat secara sukarela untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

“Kita dalam situasi yang belum pernah dialami sebelumnya dan membutuhkan upaya sekuat tenaga untuk menangani situasi ini. Kami paham betul bahwa risiko terkait hal ini cukup besar, namun upaya ini tidaklah akan berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat, terutama bagi generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat. Tidak ada paksaan. Ini adalah gerakan sukarela. Negara membutuhkan pahlawan-pahlawan medis yang berjuang bersama demi masyarakat,” papar Nadiem.

Mendikbud menegaskan, para relawan tidak serta merta langsung menangani pasien, melainkan akan membantu program-program komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat, melayani call center dan menyiapkan diri sebagai tenaga bantuan dalam kondisi darurat sesuai kompetensi dan kewenangannya. 

Baca: China Bantu Irak Tangani Corona, Ini Analogi Budiman

“Kepada mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat yang dapat disesuaikan oleh universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program Co-As atau sebagai satuan kredit semester,” terang Nadiem. 

Kemendikbud telah meminta bantuan Rektor/Direktur Politeknik Kesehatan untuk mendorong Dekan Fakultas Kedokteran/Keperawatan/Ilmu Kesehatan Masyarakat mensosialisasikan inisiatif ini kepada mahasiswa tingkat akhir/Co-Asssistant (Co-As) untuk secara sukarela bergotong royong sebagai relawan kemanusiaan guna mendukung pencegahan meluasnya covid-19. 

Saat ini, proses koordinasi dengan berbagai pimpinan perguruan tinggi terus dilakukan.

Quote