Ikuti Kami

TB Hasanuddin: Sempurnakan Prosedur Peledakan Amunisi, Pasca Insiden di Garut

Pentingnya menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga untuk menyempurnakan prosedur peledakan amunisi. 

TB Hasanuddin: Sempurnakan Prosedur Peledakan Amunisi, Pasca Insiden di Garut
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin berduka cita sedalamnya atas insiden ledakan amunisi di wilayah latihan militer yang menyebabkan meninggalnya belasan sipil dan prajurit TNI. 

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, husnul khotimah," ujar TB Hasanuddin dalam keterangan resminya, Senin (12/5). 

Baca: TB Hasanuddin Mencium Adanya Arahan 'Presiden Ke-7 RI' dalam Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo

Purnawirawan jenderal TNI bintang dua itu menegaskan pentingnya menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga untuk menyempurnakan prosedur peledakan amunisi. 

“Terutama yang bersifat kedaluwarsa, agar kejadian serupa tidak terulang,” tandasnya.

Kang Hasan sapaan akrabnya juga meminta agar kejadian tersebut harus menjadi pembelajaran serius, meskipun dalam pelaksanaannya sebenarnya sudah mengikuti prosedur standar.

Menurutnya, dari sisi lokasi, tempat peledakan yang berada di wilayah pantai sebenarnya sudah aman dan sesuai ketentuan. 

Namun, ia menekankan bahwa masyarakat tidak seharusnya bisa mengakses area tersebut. Ke depannya, pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya.

Hasanuddin menjelaskan bahwa amunisi yang diledakkan adalah amunisi kedaluwarsa, yang secara teknis sudah tidak stabil. 

“Amunisi kedaluwarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," jelasnya.

Peledakan pertama sebenarnya dirancang untuk menghancurkan seluruh amunisi, dan petugas meyakini bahwa semua telah hancur. 

Namun, karena sifat amunisi kedaluwarsa yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi, terjadi ledakan susulan yang menyebabkan korban jiwa.

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," tegas TB Hasanuddin.

Diketahui, sejumlah warga atau masyarakat sipil dan prajurit TNI dikabarkan menjadi korban jiwa dari insiden ledakan di Desa Sagara Kecamatan, Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2025.

Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menjelaskan ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI Angkatan Darat (AD).

“Terkait insiden ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut hari ini," kata Frega, Senin 12 Mei 2025. 

Menyikapi insiden ini, Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengucapkan duka cita mendalam.

"Menhan RI turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya beberapa prajurit TNI dan warga sipil,” ungkapnya.

Di sisi lain, ia belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait perkembangan dan penyebab dari insiden ledakan tersebut. 

Sebab sampai saat ini petugas di lapangan sampai saat ini masih terus berupaya melakukan penyelidikan maupun evakuasi korban.

“Saat ini proses investigasi sedang dilakukan. Selama investigasi akan terus memedomani prosedur keamanan yang berlaku,” pungkas Frega.

Baca: Hari Raya Waisak, Puan Maharani Ajak Masyarakat Bersatu dalam Damai

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima redaksi, korban yang terbaru mencapai 13 orang yang sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk. 

Berikut data korban yang berhasil dihimpun, di antaranya;

Korban TNI:

1. Kolonel Antonius Hermawan
2. Mayor Anda Rohanda
3. Kopda Eri Dwi Priambodo
4. Pratu Aprio Setiawan

Korban sipil:

1. Iyus Ibing
2. Erus Setiawan
3. Iyus (Cimerak)
4. A Toto
5. Endang
6. Ipan
7. Anwar
8. Agus Jebrag

 

Sumber: rmol.id

Quote