Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahean, menilai Insiden ledakan dalam proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Garut tidak boleh dianggap sepele dan harus dijadikan bahan evaluasi menyeluruh di tubuh TNI.
“Peristiwa yang kemarin terjadi di Garut itu memang harus dijadikan sebagai warning, peringatan, bagi institusi TNI,” kata Ferdinand, Selasa (13/5/2025).
Ia menyinggung beredarnya rekaman video di media sosial yang memperlihatkan adanya dugaan keterlibatan warga sipil dalam proses pemusnahan amunisi.
Dikatakan Ferdinand, apabila informasi tersebut benar, maka hal itu merupakan sebuah kesalahan serius.
“Karena kalau melihat video yang beredar, kalau itu peristiwanya kan sungguh sangat tidak sepatutnya masyarakat sipil dilibatkan dalam proses peledakan amunisi yang sudah kadaluarsa. Kalau itu benar, video itu sangat kita sayangkan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ferdinand mendorong agar TNI melakukan pembenahan menyeluruh secara internal.
"Bahwa perlu sekali melakukan pembenahan internal ke dalam," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya peningkatan profesionalisme prajurit, khususnya dalam kemampuan tempur dan strategi pertahanan.
“Profesionalisme ditingkatkan, terkait dengan kemampuan tempur, strategi, taktis, menjaga kedaulatan negara,” tegasnya.
Meski demikian, Ia tidak mempersoalkan bila TNI dilibatkan dalam tugas-tugas pengamanan di lembaga lain, seperti Kejaksaan, terlebih dalam konteks penanganan kasus korupsi besar di Kementerian Pertahanan.
“Lebih bagus fokus di situ saja. Kalau ada bantuan melakukan pengamanan, di Kejaksaan atau di manapun saya pikir sah saja yah,” ungkapnya.
Ia bahkan menilai kehadiran TNI di berbagai lini penting pemerintahan bisa memberikan jaminan atas kelancaran proses bernegara.
“Tapi bagi saya, TNI boleh saja ditempatkan di banyak tempat, untuk memastikan semua proses bernegara kita lancar,” pungkasnya.