Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto menyoroti tragedi ledakan yang menewaskan sembilan warga sipil saat pemusnahan amunisi afkir milik TNI di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025).
Ia menekankan, lokasi markas TNI idealnya tidak berdekatan dengan permukiman masyarakat sipil untuk menghindari risiko bahaya sekaligus mempermudah mobilisasi militer.
“Faktanya, banyak markas TNI saat ini berdampingan langsung dengan permukiman warga. Hemat saya, ke depan ini perlu diperbaiki. Misalnya, markas TNI harus berada jauh dari masyarakat sipil,” kata Utut, Jumat (16/5/2025).
Ia kemudian mencontohkan saat ini Markas Besar TNI berada di lokasi yang dekat dengan permukiman penduduk. Bahkan markas brigade infanteri dan batalyon infanteri pun tak jarang bersebelahan langsung dengan fasilitas umum.
“Itu kalau ada apa-apa di Jakarta, pergerakan pasukannya, tanknya mau keluar enggak bisa. Depannya warung, pangkalan ojek,” ujarnya.
Utut tidak menampik dulunya markas-markas militer itu berada di wilayah hutan atau kawasan terpencil yang kini telah berkembang menjadi permukiman padat penduduk.
Karena itu, menurutnya, Komisi I DPR akan mencari solusi jangka panjang untuk menata ulang keberadaan markas militer.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut yang memakan korban sampai meninggal tidak boleh terulang kembali.
“Jangan sampai terjadi lagi hal seperti itu, harus dievaluasi kenapa itu terjadi dan lain kali jangan sampai kemudian melibatkan masyarakat sipil dan kenapa itu terjadi,” pungkasnya.
Sumber: www.inilah.com