Ikuti Kami

Ulama: Pancasila itu Kalimatun Sawa, Sebagai Perekat 

Ketua Bamusi dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia sepakat Pancasila sudah final dan menjadi Kalimatun Sawa, sebagai perekat perbedaan.

Ulama: Pancasila itu Kalimatun Sawa, Sebagai Perekat 
Prof Hamka Haq dan KH Ma'ruf Amin dalam FGB di kantor DPP PDI Perjuangan

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi VIII dari fraksi PDI Perjuangan, Prof Dr H Hamka Haq, mengungkapkan paham Ideologi Pancasila harus dijadkan pedoman bersama bagi semua umat beragama. Hal ini diakui Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin yang menyebut Pancasila sebagai Kalimatun Sawa.

Hal tersebut disampaikan usai acara Forum Grup Discussion (FGD) dengan tema "Akutualisasi Nilai-Nilai Kebangsaan Untuk Mencegah Penyebaran Paham Radikalisme Pro Kekerasan dan Intoleransi" di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Jumat (27/4).

”Ideologi pancasila itu sebenarnya adalah merupakan konsensus bersama semua umat beragama. Sehingga lahirlah ketuhanan yg maha esa sebagai sila pertama,” ucap Prof Hamka.

Baca: Partai Gelar FGD untuk Rumuskan Pencegahan Radikalisme

Dia yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) mengatakan, prisnsip beragama itu sebagai landasan untuk menyatukan bangsa. Dan harus menghilangkan paham yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila.

“Pada prinsipnya agama adalah perekat persatuan bangsa, tetapi belakangan ini ada pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan agama untuk kepentingan politik yang seolah-olah ingin digunakan sebagai alat untuk memecah belah bangsa. Katakanlah membangun khilafah, memberi dekotomi adat partai tuhan, partai setan. Itu kan bagian dari hal-hal yg sebenarnya bertentangan dengan ideoligi pancasila” jelas Prof Hamka.

Dimanapun kita berada, lanjutnya, masyarakat Indonesia harus setia pada Ideologi Pancasila. Oleh sebab itu harus meredam intoleransi dan tindakan-tindakan radikalisme degan menekankan penghayatan nilai-nilai agama yg benar.

Di tempat yang sama, Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin menambahkan, Pancasila itu sudah final dan merupakan kesepakatan bangsa yang sudah diselesaikan oleh para pendiri bangsa. Oleh sebab itu bagi umat Islam harus punya komitmen kebangsaan.

“Pancasila itu sudah final dan itu merupakan kesepakatan bangsa sebagai titik temu. Karena itu saya menamakan sebagai Kalimatun sawa (common platform), yang merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang bagaimana kita membangun kehidupan di negara ini. Jadi itu sudah selsesai. sudah diselesaikan oleh pendiri bangsa,” jelasnya. 

“Karena itu, bagi umat Islam itu udah selsesai. Maka dari itu kita harus punya komitmen kebangsaan. Dan bagi yang belum punya komitmen kebangsaan berarti masih ada miss presepsi, miss presepsi tentang kebangsaan, atau miss presepsi keislaman padahal islam dan kebangsaan ini sudah diselsesaikan,” tambah Rais’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.

Baca: PDI Perjuangan Garda Terakhir Penjaga Ideologi Pancasila

KH Ma’ruf menuturkan, adanya kelompok-kelompok yang masih punya paham radikal dan ingin mengganti dengan kekerasan dan intoleran, harus ditangani melalui kontra radikalisme. Hal tersebut harus dikembangkan melalui ukhuwah Islamiah dan ukhuwah watoniah, yang berarti sepersaudaraan sesama Islam dan sepersaudaraan sesama bangsa.

“Kelompok-kelompok yang masih punya paham radikal dan ingin mengganti dengan kekerasan dan intoleran, harus kita tangani melalui kontra radikalisme. Untuk itu melalui deradikalisasi kita satukan pendapat dan kita membangun keutuhan bangsa ini supaya tetap utuh melalui ukhuwah islamiah sepersaudaraan sesama islam dan ukhuwah watoniah, sepersaudaraan sesama bangsa. Kalau ini terbangun maka tidak ada lagi konflik. Perbedaan pendapat itu sudah biasa tapi tidak melalui cara-cara berkonflik,” tutup Ma’ruf.

Quote