Ikuti Kami

Vaksin COVID-19, Abidin Curhat ke Rektor UGM

Pemerintah akan berjuang untuk meningkatkan Anggaran Riset dalam APBN 2021.

Vaksin COVID-19, Abidin Curhat ke Rektor UGM
Komisi IX DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. 

Yogyakarta, Gesuri.id - Komisi IX DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. 

Anggota Komisi IX DPR RI Abidin Fikri menyampaikan Kunjungan Kerja Komisi IX ke UGM kali ini, selain menjalankan fungsi Pengawasan berkaitan dengan Penanganan COVID-19 di RSUP dr. Sardjito, juga ingin mengadu ke UGM berkaitan dengan belum ditemukannya vaksin COVID-19.

"Kami datang kesini ingin mengadu Pak Rektor, kita semua tidak tahu pasti kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Saya yakin disini banyak para ahli yang dapat melakukan riset secara khusus berkaitan dengan virus corona. Tanpa ditemukannya vaksin, keadaan akan terus seperti ini. Walaupun dilaksanakannya protokol kesehatan tidak akan memulihkan keadaan, hanya dengan ditemukannya vaksin Covid-19 keadaan bisa pulih kembali," ujar Abidin.

Baca: Absurditas Angka Kasus Covid-19 di Indonesia

Politikus PDI Perjuangan itu menyampaikan Komisi IX DPR RI melalui kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional akan berjuang untuk meningkatkan Anggaran Riset dalam APBN 2021.

"Saatnya kita mulai bangkit bahwa Pembangunan Nasional harus berbasis Riset. Oleh karena itu Anggaran Riset Bidang Kesehatan harus ditingkatkan,  agar bangsa Indonesia mandiri di sektor kesehatan. Masak kita harus tergantung terus dengan produk impor baik obat-obatan dan alat kesehatan," ujar Abidin. 

Pada kesempatan tersebut, Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.,IPU,ASEAN Eng memperkenalkan teknologi riset dan inovasi dalam penanganan COVID-19. Salah satunya adalah ventilator V-01, alat bantu pernapasan ICU dan berkategori high perfomance ventilator adaptif. Alat ini sangat menyesuaikan kondisi pasien Covid-19 dan merupakan karya anak bangsa yang pertama.

"Kemudian ada juga Ventilator R-03, Ventilator emergency dan transport dengan berbasis menggunakan bag valve mask yang berfungsi sebagai invasive dan non invasive ventilator" ujar Rektor. 

Lalu ada juga Thermal Gate Scanner, alat pengukur suhu tubuh dengan pemindai wajah tanpa bersentuhan secara fisik hingga jangkauan 2 meter di depan alat. Alat ini dilengkapi fitur pendeteksi wajah dan fitur penggunaan masker.

Baca: Pandemi COVID-19 Jadi Momentum Kebangkitan Nasional II

Kemudian, ada pula RI-GHA19, alat deteksi cepat COVID-19 yang hasilnya dapat diperoleh dalam 10-15 menit tanpa membutuhkan alat tambahan atau tenaga yang terlatih. Alat ini fleksibel dan telah melalui uji laboratorium terhadap sampel orang Indonesia sehingga sensitivitas dan spesifitasnya sangat andal dan teruji.

Rektor UGM berharap alat riset dan inovasi untuk penangan COVID-19 tersebut bisa dikembangkan dan digunakan di masyarakat luas dan terkhusus di Rumah Sakit seluruh Indonesia.

“Memohon kepada komisi IX agar inovasi dan riset ini mendapat bantuan dari pemerintah dalam mengembangkannya agar bisa digunakan kepada masyarakat dan khususnya di seluruh Rumah Sakit” ujarnya di Balairung UGM.

Quote