Ikuti Kami

Adian ke Dokter Ani: Jangan Ada Kesombongan Profesi

Adian: Statemen Dokter Ani 'apa sih kerjaan KPPS cuma nyatet-nyatet kok bisa meninggal?' itu berbahaya!

Adian ke Dokter Ani: Jangan Ada Kesombongan Profesi
Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu menyoroti pernyataan dokter Ani Hasibuan yang dinilai merendahkan dan menghakimi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Pendapat tersebut disampaikan oleh Adian Napitupulu dalam acara Catatan Demokrasi Kita yang ditayangkan salah satu TV swasta nasional dengan tema 'Misteri Kematian Ratusan Petugas KPPS' yang ditayangkan pada Selasa (7/5) malam.

Baca: Pemerintah Bertanggung Jawab akan KPPS yang Wafat

Ketika ditanya oleh pembawa acara Andromeda Mercury terkait pernyataan dokter yang dinilai menghakimi, Adian Napitupulu pun menjawab:

"Pernyataan yang 'apa sih kerjaan KPPS cuma nyatet-nyatet kok bisa meninggal?' Statement itu berbahaya. Ada 7 kali 800 ribu TPS," ujar Adian Napitupulu dengan nada tinggi.

Namun, Ani Hasibuan yang juga hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut membantahnya. Dia mengatakan bukan itu poin yang dimaksud olehnya.

"Bukan itu poin saya bang Adian, jangan diterusin," ujar Ani Hasibuan memotong pernyataan Adian Napitupulu.

Namun, Adian Napitupulu tidak peduli. Dia terus berbicara mengimbau agar Ani Hasibuan hanya menyampaikan analisis medisnya, tidak dibumbui dengan pernyataan tendensius.

"Mau poinnya bukan itu atau tidak itu, jangan masuk pada wilayah itu. Bicaralah dalam analisa medis, jangan berbicara 'apa sih kerja KPPS hanya nyatet-nyatet saja'. Itu sudah di luar dari kapasitas dokter menyampaikan analisa medisnya," ujar Adian Napitupulu.

Adian Napitupulu pun menjabarkan pekerjaan anggota KPPS yang bukan hanya mencatat, melainkan harus berkeliling membagikan surat suara, menjaga tempat pemungutan suara (TPS) hingga mengisi banyak formulir.

"Kapasitas KPPS bukan hanya nyatet-nyatet bu dokter. Dia harus jalan keliling, membagikan kertas suara, menjaga TPS, mengisian sekian puluh formulir dikalikan 19 partai. Jangan kita sederhanakan, 'kerjanya apa sih cuma nyatet-nyatet'," tutur Adian Napitupulu.

Menurut Adian, dirinya tidak membantah analisis medis dari seorang dokter karena tidak memiliki kapasitas untuk itu. Tapi, dia membantah pernyataan Ani Hasibuan yang dinilai tendensius sehingga merontokkan objektivitas seorang dokter.

Namun, pernyataan Adian Napitupulu dibantah oleh Ani Hasibuan. Dia mengaku tidak memiliki tendensi untuk meremehkan atau merendahkan pekerjaan orang lain.

"Saya tidak punya tendensi. Ketua KPU mengatakan meninggal karena kelelahan. Kematian hanya karena dua. Pertama, kematian karena jantungnya berhenti. Yang kedua, karena batang otaknya berhenti. Dan, itu tidak bisa terjadi hanya karena kelelahan murni," ujar Ani Hasibuan.

Adian Napitupulu memotong dan kembali mengatakan bahwa bukan itu yang dipersoalkan. Kemudian Ani Hasibuan menyemprot Adian Napitupulu yang minta penjelasan medis. "Lho katanya meminta penjelasan medis," kata Ani Hasibuan.

Baca: Santunan Petugas KPPS Wafat Rp36 Juta, Cacat Tetap Rp30 Juta

Lagi, Adian Napitupulu menegaskan dirinya mempermasalahkan pernyataan Ani Hasibuan yang dinilai meremehkan dan menghakimi pekerjaan dari petugas KPPS.

Namun, itu dibantah oleh Ani Hasibuan. Menurut Ani Hasibuan, dirinya merasa tidak meremehkan pekerjaan para petugas KPPS. "Saya hanya membaca tugas KPPS berdasarkan undang-undang," ujar Ani Hasibuan.

Adian Napitupulu pun berkata dengan nada tinggi dan emosi, "Jangan ada kesombongan profesi, hingga sampai merendahkan pekerjaan orang lain."

Namun, Ani Hasibuan tidak ambil pusing. "Nggak, saya nggak meremehkan kok. Bodo," ujar Ani Hasibuan merasa lelah dengan debat tersebut.

Quote