Ikuti Kami

Bambang: Tuduhan Politik Uang di Jateng Tidak Logis

Bambang: Yang dipakai money politik itu uangnya siapa? Pemilih 27,9 juta lho.

Bambang: Tuduhan Politik Uang di Jateng Tidak Logis
Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto.

Jawa Tengah, Gesuri.id - Tuduhan kemenangan telak pasangan capres 01, Joko Widodo- Ma’ruf Amin di Jawa Tengah (Jateng) secara mutlak adalah akibat politik uang, ditanggapi dingin. Menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto, tuduhan politik uang tak masuk akal. Terlebih, jumlah DPT di Jateng sebanyak 27,9 juta orang. Dia mempertanyakan, siapa orang yang mau mengeluarkan uang sebanyak itu.

"Yang dipakai money politik itu uangnya siapa? Pemilih 27,9 juta lho. Mau dikasih uang berapa? tanya Bambang, Selasa (23/4)

Bambang balik curiga jika orang yang menuduh kemenangan telak 01 di Jateng karena politik uang, justru pihak penuduh itu yang biasa melakukan politik uang.

"Saya khawatir yang menuduh tersebut pernah melakukan money politik dan menang," ucap Bambang.

Kemudian Bambang menjelaskan kemenangan 01 karena Jateng merupakan kandang banteng. Terlebih isu pihak 02 akan membuat posko pemenangan hingga ke tingkat RT membuat banteng terusik.

"Salah satunya karena banteng yang biasanya hanya merumput diusik dengan serbuan pemberitaan yang luar biasa seolah Jateng sudah dikuasai oleh posko-posko 02 (Prabowo-Sandi)," ucap Bambang.

Terakhir Bambang mengatakan, Jokowi bisa unggul jauh dari Prabowo, yakni rasa cinta.

"Yang utama ya karena Jokowi terlalu dicintai oleh rakyat Jateng," tutup dia.

Pemberitaan sebelumnya diketahui Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengakui pihak 02, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno di wilayah yang biasa disebut kandang banteng tersebut mengalami kekalahan telak. Namun, dia melihat sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses pencoblosan pada 17 April lalu dan dirinya tengah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan di Jawa Tengah. 

"Termasuk dugaan money politics gila-gilaan. Ada juga seperti yang terjadi di Boyolali nyoblosi surat suara, kemudian yang lain ada rekapan salah entry data, tapi yang paling besar, tapi kami belum bisa menyimpulkan, banyak info adanya serangan fajar," jelas Sri.

Quote