Jakarta, Gesuri.id - Survei Charta Politika Indonesia mengungkapkan Calon Anggota Legislatif DPR-RI (Caleg) Eriko Sotarduga menjadi Caleg yang memiliki elektabilitas tertinggi di antara Caleg PDI Perjuangan lainnya.
Hal itu terungkap dalam Rilis hasil survei yang dilakukan Charta Politika di Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 2 (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri ), yang merupakan Dapil dari Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu.
Rilis itu diungkapkan oleh Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Muslimin, di Jakarta, Senin (11/2).
Dalam rilis tersebut, Eriko Sotarduga meraih elektabilitas sebesar 7,0 persen. Sedangkan Caleg PDI Perjuangan dengan elektabilitas tertinggi kedua di Dapil itu adalah Masinton Pasaribu dengan tingkat elektabilitas sebesar 3,1 persen.
"Elektabilitas Caleg menjadi tinggi di dapil ini, kemungkinan karena hasil kerja yang bersangkutan di akar rumput selama ini," papar Muslimin.
Sementara bila dibandingkan dengan Caleg dari partai lainnya, Eriko menduduki peringkat kedua. Peringkat pertama Caleg dengan elektabilitas tertinggi di Dapil DKI 2 adalah Hidayat Nur Wahid (PKS) dengan 7,1 persen suara. Kemudian peringkat ketiga diduduki oleh Biem T Benjamin (Gerindra) dengan 6,6 persen suara.
Lantas, bagaimana respon Eriko menyikapi hasil survei ini?
Caleg petahana itu menegaskan akan terus bekerja sesuai pola yang sudah ia lakukan sejak awal. Elektabilitas tertinggi menurut survei, tak akan membuat ia melonggarkan kerjanya.
"Ini kan hasil survei, sedangkan Pileg masih 2 bulan lagi. Bagi saya, harus tetap bekerja secara door to door bertemu masyarakat langsung berbicara hati ke hati dan bertatap muka, bersilaturahmi dr rumah ke rumah, agar dapat mendengar dan menyerap langsung aspirasi mereka, serta agar masyarakat dapat mengenal langsung siapa wakil rakyatnya," ujar Eriko kepada Gesuri, Senin (11/2).
Terkait elektabilitasnya yang tertinggi diantara Caleg partai banteng lainnya di DKI 2, Eriko mengatakan hal itu kemungkinan karena pengaruh media massa dan media sosial.
"Tidak bisa dipungkiri, kemungkinan mereka juga sudah melihat dan mengenal juga melalui media massa seperti Gesuri, dan juga media sosial," ujar Eriko.
Survei Charta Politika ini sendiri melibatkan 800 responden, dan dilakukan dengan cara wawancara tatap muka. Survei ini dilaksanakan pada 18-25 Januari 2019, dengan margin of error dari survei di dapil tersebut lebih kurang 3,4 persen.
