Ikuti Kami

Ini Profil Singkat Ketua TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Sumatera Selatan

Yahya Maya Sakti adalah pria asli wong Sumsel kelahiran kota Pagar Alam.

Ini Profil Singkat Ketua TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Sumatera Selatan
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Calon Presiden- Wakil Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo- Mahfud MD Provinsi Sumsel, Yahya Maya Sakti. 

Jakarta, Gesuri.id - Masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) secara umum, mungkin belum mengetahui sosok Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Calon Presiden- Wakil Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo- Mahfud MD Provinsi Sumsel, Yahya Maya Sakti. 

Ternyata Yahya Maya Sakti adalah pria asli wong Sumsel kelahiran kota Pagar Alam, dan selama ini dikenal sebagai seorang pengusaha penginapan dan ketering di Mekkah Arab Saudi. 

Yahya juga tak menampik jika kesuksesannya selama ini, tak terlepas dari sosok orang tua asuhnya selama ini alm Taufik Kiemas, yang menjadikannya mampu sukses diorganisasi hingga jadi pengusaha hingga internasional. 

Baca: Dukung Ganjar-Mahfud Team Relawan Siber Sapa Warga Malang

Yahya mengungkapkan jati dirinya, saat peresmian sekaligus yasinan Sekretariat Bersama (Sekber) Ganjar-Mahfud MD di Wisma Maharani Jalan Teuku Umar, Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang, Sabtu (2/12)

Yahya sendiri berjanji, bahwa jika pasangan Ganjar-Mahfud berhasil memenangkan pemilihan, dia akan berupaya untuk menurunkan ongkos haji.

"Pastinya mulai hari ini kita berkoordinasi dengan pengurus TPD maupun partai koalisi maupun relawan. Hari ini dan kedepan juga konsolidasi dengan DPC TPD se Sumsel dalam upaya memenangkan Ganjar-Mahfud. Nantinya juga sekret ini untuk rumah bagi relawan yang ada maupun kalangan Gen Z untuk berkoordinasi, " ungkap Yahya Maya Sakti.

Yahya Maya Sakti mengawali sambutannya dengan mengenang rumah bersejarah di Teuku Umar No.9, yang merupakan milik almarhum Taufik Kiemas.

Dia menekankan bahwa semangat Ganjar-Mahfud untuk menjadi presiden dimulai dari tempat tersebut.

Yahya berbagi kisah tentang kontribusi Taufik Kiemas dan hubungannya dengan Palembang, di mana Yahya pernah menjabat sebagai ketua pemuda Sriwijaya Bergaul.

Dalam paparannya, YMS menyoroti kekayaan sumber daya alam di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya dalam konteks geologi.

Dia menekankan potensi Sumsel sebagai lumbung energi yang seharusnya mendapatkan perhatian internasional.

Yahya berharap mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat dalam perannya sebagai ketua TPD Ganjar-Mahfud MD, karena dia menyadari bahwa dia tidak dapat mencapai tujuan tersebut sendirian.

Meskipun awam dalam dunia politik, Yahya menyatakan bahwa dia memiliki ikatan emosional dengan daerah asalnya, Pagaralam.

Yahya berbagi pengalaman ketika mendapatkan mandat dari Taufik Kiemas setelah menjalani ibadah di Mekkah. Ia memulai usaha catering, pembangunan, dan pengelolaan hotel di Mekkah.

Dengan latar belakangnya dalam bisnis haji, Yahya menjadikan misi masa depannya untuk menurunkan ongkos haji.

Jika Ganjar-Mahfud berhasil memenangkan pemilihan, Yahya berencana untuk membangun hotel di Mekkah dengan harapan dapat mengurangi biaya haji menjadi lebih terjangkau, bahkan mungkin hanya sekitar Rp 50 juta.

"Pastinya yang kita jual, untuk biaya haji jamaah Indonesia bisa turun dibawah Rp 50 juta, salah satunya dengan membangun penginapan (hotel) untuk jamaah haji dan umroh di Arab Saudi dan hal ini sudah disampaikan pak Ganjar, pastinya apabila kelak terpilih akan melakukan terobosan seperti biaya haji lebih murah, dan saya menyakini itu bisa, " katanya. 

Yahya Maya Sakti juga menekankan pentingnya pengelolaan hotel di Mekkah oleh tenaga kerja Indonesia, khususnya dari Sumsel.

Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI

Dia berharap dapat melibatkan sekitar 2 ribu orang tenaga kerja dari Sumsel untuk mengoperasikan hotel tersebut.

Selain itu, Yahya mengusulkan pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) dengan standar internasional di Sumsel, yang melibatkan warga setempat dalam berbagai peran di industri pariwisata, mulai dari office boy, chef, helper, hingga pembantu chef.

Ia juga menggaris bawahi potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari pembangunan hotel di Mekkah, di mana setiap harinya 10 ribu jamaah umroh menginap di hotel milik pihak lain.

Dengan kepemilikan hotel sendiri, Yahya percaya bahwa Indonesia dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 8 triliun setiap tahunnya.

Quote