Ikuti Kami

Media Australia Cap Prabowo Pecundang, Klaim Menang Pilpres

The Australian mencap Prabowo sebagai pecundang atau loser atas klaimnya telah memenangkan Pilpres 2019.

Media Australia Cap Prabowo Pecundang, Klaim Menang Pilpres
Media 'The Australian' mencap Prabowo sebagai pecundang atau loser.

Jakarta, Gesuri.id - Media Australia, The Australian, melansir berita terkait klaim Capres 02 Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2019 kendati semua hitung cepat lembaga survei memenangkan Capres 01 Jokowi Maruf.

Berbeda dengan media nasional yang umumnya lebih soft, The Australian mencap Prabowo sebagai pecundang atau loser.

Loser Prabowo claims victory on Indonesia, itulah judul berita yang diturunkan the australian yang juga bisa diakses di situsnya.  

Baca: Ke Grand Indonesia, 01 Disambut Teriakan: "Jokowi Presiden"

Berita ini sebenarnya sama seperti yang sudah diberitakan media media nasional, sikap Prabowo dan pendukung mendeklarasikan diri sebagai pemenang Pilpres 2019. 

Berita selengkapnya:

Loser Prabowo claims victory on Indonesia

Indonesia’s defeated presidential challenger Prabowo Subianto continued to insist he was the rightful winner of Wednesday’s bitterly fought elections yesterday, two days after early poll counts showed incumbent Joko “Jokowi” Widodo had been re-elected with a double-digit margin.

Mr Prabowo, who was backed by hardline Islamist groups, appeared at a mass gathering outside his campaign office in South Jakarta after Friday prayers to again claim the presidency and attack the credibility of pollsters who near universally found Jokowi had won.

While official results will not be released until late next month, all credible quick count surveys — which compile samples of open counting at the polling stations and are historically accurate to within 1 per cent — show Jokowi won by a margin of about 10 per cent.

Speaking on a street stage to several thousand supporters, the 67-year-old Suharto-era general said: “This is the victory for all the people. The Indonesian people have awoken … they no longer want to be lied to.

“Do you believe the pollsters?”

“No,” they shouted.

“Hey liars, people don’t believe you. We will not accept any effort to deny what is rightfully ours but we will always do things according to the constitution,” he said.

Earlier he attended a local mosque where supporters chanted “Prabowo president” as he left.

Jokowi has said he will not formally claim victory until the Election Commission’s official results next month, though on Thursday he acknowledged quick counts showed he had secured 54.45 per cent of the vote and that he had ­received numerous congratulatory calls from world leaders.

More than 160 million Indonesians are estimated to have voted this week in the world’s biggest one-day election exercise, casting ballots for the next president as well as 20,000 seats in the national, provincial, municipal and regency level legislatures.

But Mr Prabowo has repeatedly declared victory, citing his own team’s quick count survey that he claims shows he won 62 per cent of the vote. He told supporters on Thursday night: “Sandiaga Uno and I are declaring victory as the president and vice-president.’’

Mr Sandiaga, his 49-year-old running mate, was absent yesterday as he was Wednesday night when Mr Prabowo declared himself the election winner. Party officials explained his absence first on “non-stop hiccups”, then yesterday on suspected dengue fever.

As in 2014 when Mr Prabowo was first defeated by Jokowi, he has alleged widespread electoral “irregularities” and flagged a likely court challenge. He has also urged supporters to “guard the ballot boxes” to ensure against vote tampering as the commission’s ­official manual count continues.

Hours ahead of yesterday’s gathering, former president Susilo Bambang Yudhoyono — whose Democrat party aligned with Mr Prabowo for the campaign — warned against mass protests and urged party officials not to involve themselves in activities “that contravene the constitution and laws”.

It is the second time in a fortnight SBY has criticised his erstwhile ally, after issuing a statement expressing concern that Mr Prabowo’s rallies had taken on an ­increasingly sectarian hue.

Mr Prabowo’s supporters had hoped to stage yesterday’s event at the same central Jakarta monument that became the focal point for the 2016 mass protests against former Jakarta governor Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, who was later jailed for blasphemy.

His backers include the Islamic Defenders’ Front and 212 Movement, two groups central to that campaign. But they were forced to shift the gathering after police ­denied them a permit and pointedly warned that mass demonstrations would “not be tolerated”.

“If there are any illegal or unconstitutional actions that threaten public stability and security, authorities will take firm action,” national police chief Tito Karnavian said late on Thursday. “I urge everyone against mass demonstrations, whether it’s to celebrate or to express dissatisfaction” at the results.

AMANDA HODGESOUTH EAST ASIA CORRESPONDENT
Amanda Hodge is The Australian’s South East Asia correspondent. Based in Jakarta, she has covered war, refugees, terror attacks, natural disasters and social and political upheaval from Afghanistan to Sri Lanka

Baca: Situng KPU Sementara: Jokowi-Amin Ungguli Prabowo-Sandi

Setelah deklarasi sebagai pemenang Pilpres 2019, pihak Prabowo bahkan menggelar acara syukuran kemenangan di rumah milik Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (19/4).

Acara syukuran kemenangan Prabowo ini digelar Persatuan Alumni (PA) 212.

Mulanya, acara tersebut akan digelar di kawasan Monumen Nasional. Namun, akhirnya acara itu dipindahkan ke kediaman Prabowo.

Sekretaris Jenderal Persatuan Alumni 212 Ustaz Bernard Abdul Jabbar mengatakan, pemindahan lokasi acara ini dilakukan karena mempertimbangkan agar tidak berbenturan dengan perayaan Jumat Agung dan Paskah oleh umat Kristiani di Gereja Katedral.

"Perpindahan itu setelah dapat arahan dari para ulama bahwa kegiatan itu nanti akan berbenturan dengan adanya perayaan Jumat Agung di Katedral. Karena awal titik kumpul kita di Istiqlal Shalat jumat, sedangkan umat Nasrani sekarang sedang merayakan Jumat Agung," ujar Bernard, Jumat (19/4).

Bernard mengatakan, hal ini dilakukan untuk menjaga dan menghormati hari besar umat Kristiani.

Dipenuhi massa

Dalam acara syukuran ini, massa memenuhi jalan yang berada di depan rumah Prabowo. Akibatnya, kendaraan tak bisa melewati jalan ini untuk sementara. Massa yang hadir rata-rata mengenakan pakaian berwarna putih. Ada pula yang memakai baju biru muda khas Prabowo-Sandiaga, lengkap dengan pin garuda merah.

Mereka membacakan doa bersama dan membaca ayat Al Quran serta shalawat Nabi.

Pembacaan doa ini dipimpin sejumlah ustaz yang berdiri di panggung.

Tak hanya warga biasa, beberapa artis terlihat di lokasi, seperti Indra Brugman dan Mulan Jameela.

Sejumlah tokoh bangsa juga hadir, di antaranya Rahmawati Soekarnoputri dan Amien Rais.

Berbagai karangan bunga pun turut menghiasi rumah Prabowo dengan ucapan selamat terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden RI dan Sandiaga Uno sebagai wakil presiden. 

Salah satu karangan bunga bertuliskan "Selamat atas terpilihnya Bapak H Prabowo Subianto dan Bapak H Sandiaga Uno sebagai presiden dan wakil presiden pilihan rakyat tahun 2019-2024".

Minta Lembaga Survei Pindah ke Antartika

Dalam orasinya, Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebut lembaga-lembaga survei sebagai pembohong.

Ia pun meminta rakyat untuk tak memercayai lembaga survei.

Prabowo juga meminta lembaga-lembaga survei untuk pindah dari negara Indonesia ke Antartika.

"Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin bisa pindah Antratika. Hei lembaga survei bohong, kalian bisa bohongi penguin di Antartika," kata dia.

Ia mengklaim bahwa saat ini dirinya dan Sandiaga Uno terpilih sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.

"Saudara-saudara ini adalah kemenangan rakyat, rakyat Indonesia sudah bangkit, sudah sadar. Rakyat Indonesia tidak bisa dibohongi dan tidak mau dibohongi," ucap dia.

Berikan arahan untuk jaga C1 Mantan Danjen Kopassus ini juga memberikan arahan kepada pendukungnya.

Ia mengimbau para pendukung untuk menjaga formulir C1 dan C1 pleno. Sebab, menurut dia, ada kasus pencurian kotak suara saat proses pemungutan suara.

"Menjaga formulir C1 dan C1 pleno yang berada di kotak suara, di seluruh kecamatan, atau PPK. Harus dijaga karena ada usaha untuk menghilangkan kotak suara," kata dia.

Prabowo meminta, para pendukung dan relawannya mengawasi semua petugas penyelenggara pemilu sampai rekapitulasi data.

"Pastikan jangan sampai ada angka diubah, pastikan. Angka yang diinput harus sama dengan angka yang tercantum pada formulir C1," ujar dia.

Selanjutnya, Prabowo mengatakan, para pendukung harus menjaga semangat dalam mengamankan suara rakyat agar tidak dicurangi terus-menerus.

Shalat dan doa Massa melakukan doa bersama dan membaca shalawat Nabi di bawah guyuran hujan.

Mereka berkumpul di depan panggung dan bershalawat bersama dipimpin oleh seorang ustaz dari atas panggung.

Bahkan, sebagian massa mengenakan jas hujan dan payung untuk melindungi diri.

Namun, sebagian massa tak mengenakan jas hujan dan melanjutkan dengan membacakan shalawat Nabi dan shalawat badar.

Sebelumnya, mereka juga menunaikan shalat Ashar di bawah guyuran hujan.

Tak didampingi Sandiaga Meski menggelar syukuran kemenangan, Prabowo tak tampak didamping wakilnya, Sandiaga Uno.

Pada spanduk yang digantungkan di atas panggung pun tak menuliskan nama Sandiaga, tetapi hanya Prabowo sebagai presiden.

Acara syukuran tersebut dihadiri anggota Dewan Pengarah BPN Fadli Zon, anggota Dewan Pembina BPN Amien Rais, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Ketua DPD Gerindra M Taufik, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, Rizal Ramli, Yusuf Martak, hingga Slamet Ma'arif.

Baca: Hitung Cepat SMRC: Jokowi-Amin Menang di 20 Provinsi

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengatakan, Sandiaga tak hadir dalam acara Syukur Kemenangan Indonesia karena masih sakit.

"Lagi sakit beliau," kata Andre, Jumat (19/4). 

Andre mengatakan tidak begitu tahu kondisi terkini. Namun, menurut dia, Sandiaga butuh istirahat.

"Enggak tahu secara enggak ikuti secara detail. Yang jelas Bang Sandi istirahat," ujar dia.

Andre mengatakan, terakhir bertemu Sandi, wajah mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu masih terlihat lemas.

"Masih keliyengan, masih kurang fit ya, memang terlihat dari muka beliau, jalan itu masih lemas," kata Andre saat ditemui wartawan di Media Center BPN, Jumat.

Quote