Ikuti Kami

Politikus di Partai Jangan Berwatak Oportunis Tanpa Ketaatan Ideologis

Oleh: Kader Muda PDI Perjuangan - Koordinator Nasional Jaringan Milenial Nusantara, Yogen Sogen

Politikus di Partai Jangan Berwatak Oportunis Tanpa Ketaatan Ideologis
Kader Muda PDI Perjuangan - Koordinator Nasional Jaringan Milenial Nusantara, Yogen Sogen.

Jakarta, Gesuri.id - Bung Karno pada 1 Juni 1945, mengeluarkan pidato kerakyatan dengan menekankan prinsip gotong royong terhadap seluruh masyarakat Indonesia. Pidato tersebut disampaikan di Sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai di Jakarta.

"Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama!  Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat  semua buat kebahagiaan semua." 

Penggalan pidato Bung Karno tersebut bersumber pada prinsip kepatutan terhadap cita-cita masa depan bangsa. Bahwasannya Bangsa Indonesia perlu mempertegas perwujudan cita-cita kemerdekaan dengan menyatukan arah masa depan bangsa melalui budaya gotong-royong. 

Dalam konteks dan sistem kepartaian, secara khusus PDI Perjuangan, para kader partai perlu mengaktualisasikan gagasan Bung Karno dalam membangun masa depan partai yang teruji kedisiplinannya melalui budaya kegotong-royongan. Sebab, gotong royong meneguhkan kesadaran kolektif ideologis dalam memenangkan PDI Perjuangan di Pemilu 2024.

Dalam buku berjudul 'Berpolitik Membangun Peradaban' (2021) yang memuat kumpulan kutipan-kutipan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan, sebagai partai  yang mengedepankan semangat gotong royong, kekuatan pemenangan tidak bertumpu pada orang perorang. Kekuatan pemenangan PDI Perjuangan bertumpu pada kekuatan gotong royong yang digerakan keyakinan ideologis partai.

Pernyataan Hasto Kristiyanto tersebut diterjemahkannya secara konsisten dalam gerak konkret membangun partai. Terbukti, selama menjadi Sekjen PDI Perjuangan, kantor-kantor partai dibangun, kedisiplinan kader ditingkatkan, kaderisasi dan konsolidasi berjalan massif yang kemudian membawa PDI Perjuangan menjadi partai pemenang Pemilu 2014 dan 2019.

Sekjen PDI Perjuangan tersebut membangun kesadaran  moral organisatoris,  bahwa penggemblengan kader harus bersandar pada ketaatan dan kepatutan ideologis, harus solid dalam satu rampak barisan. 

Bangkitkan Kesadaran gotong royong di Pemilu 2024

PDI Perjuangan berkeyakinan penuh, bahwa Pemilu 2024 harus kembali dimenangkan, siapapun lawannya, PDI Perjuangan akan teguh bergerak bersama rakyat untuk mencetak hattrick di 2024.

Namun, ada ironi yang membelenggu prosesi Pemilu 2024. Kesadaran kolektif dalam kedaulatan sikap kegotong-royongan tampak semu. Bangunan kesadaran ideologis ini seperti tersendat. 

Padahal, PDI Perjuangan melahirkan banyak orang-orang sukses di legislatif dan eksekutif. Seharusnya, sikap gotong royong bergema dengan lantang, yang kuat secara ekonomi, membantu yang lemah. Sehingga setiap kader memikul kesetiakawanan agar partai tidak dilirik sekadar batu loncatan untuk meraup keuntungan pribadi.

Contoh konkret atas kepatutan dan ketaatan ideologis bisa kita teladani dari seorang kader, Maruarar Sirait yang terus bergerak membantu para kader-kader muda di Pileg 2024. 

Maruarar Sirait merawat konsistensi ideologis, kendatipun tak punya jabatan di partai. Jutaan kaos ia cetak dan dibagikan untuk memenangkan PDI Perjuangan dan Ganjar-Mahfud di 2024. Dari kejauhan, Maruarar Sirait seperti ingin menginterupsi kesadaran kolektif, apakah kita masih memiliki ketataan ideologis. Ataukah warisan ideologis gotong royong yang dikumandangkan Bung Karno hanya ungkapan tanpa makna hari-hari ini.

Semangat yang digelorakan Maruarar Sirait ini harusnya menjadi cerminan bagi kader-kader lain yang mapan secara ekonomi. Sebab, tanpa kesadaran gotong royong partai hanya akan menjadi jalan mencari kekuasaan dalam iman oportunis. Watak seperti ini adalah penyakit yang merusak gerakan partai menuju kemenangan di 2024.

Kader-kader yang sudah mapan, harusnya kembali pada sumbernya. Bahu membahu, sepenanggungan dalam semangat gotong-royong. Karena Pemilu 2024 adalah jalan yang cukup berat. Semoga inspirasi gotong-royong yang digaungkan Maruarar Sirait menjadi pelita bagi kader-kader yang bersemayam di kegelapan, yang hanya mencari keuntungan pribadi di partai.

Mari, setialah pada sumbermu.

Quote