Ikuti Kami

Prabowo Berubah dari 'Singa' Jadi 'Kucing Anggora'

Budiman merasa iba melihat penampilan Prabowo dalam debat. 

Prabowo Berubah dari 'Singa' Jadi 'Kucing Anggora'
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto telah berubah dari singa Asia menjadi kucing anggora dalam Debat Capres Putaran Kedua pada Minggu (17/2). 

Hal itu membuat Budiman merasa iba melihat penampilan Prabowo dalam debat tersebut. 

Baca: Fakta, Lahan Prabowo Tidak Dikelola Mantan Kombatan GAM  

Pernyataan itu ia sampaikan dalam tayangan talkshow di sebuah stasiun televisi swasta pada Selasa (19/2) malam.

"Bagi saya Pak Prabowo dari 'singa Asia' berubah menjadi 'kucing anggora'," kata Budiman. 

Budiman mengaku kecewa melihat debat pilpres kedua karena kurang seru. Sebab, menurutnya Prabowo tidak memberi perlawanan berarti. 

"Saya terus terang agak kecewa jika menempatkan diri sebagai penonton yang di luar dua kubu. Saya terus terang kecewa ketika tidak terjadi adu pendapat, adu debat yang keras," kata Budiman.

Menurut Budiman, seharusnya pendukung pasangan calon (paslon) 02  mengritik Prabowo sendiri atas penampilannya. Namun yang terjadi, beberapa pendukung Prabowo justru mengungkapkan kekesalannya secara tidak jelas. 

"Padahal yang harus dikritik adalah Pak Prabowo sendiri karena performa yang ditampilkan beliau tidak saya bayangkan, 'seorang Prabowo' yang berpidato berapi-api, yang selalu punya tanda seru dalam setiap akhir pidatonya," kata Budiman.

Bahkan Budiman menyebut bahwa dalam debat Capres kedua itu, Prabowo seperti mengibarkan bendera putih setengah tiang.

Selain itu, Budiman juga mengatakan bahwa dalam debat tersebut, Prabowo ingin menunjukkan bahwa dirinya berbeda dari Jokowi dengan cara kurang tepat. Sebab, sebelum menunjukkan perbedaannya, Prabowo justru menunjukkan kesetujuan dengan Jokowi.

"Setelah mengatakan pujian atau apresiasi (pernyataan Jokowi), ujung-ujungnya Prabowo ingin menunjukkan dirinya berbeda dengan cara mengatakan begini 'tapi kita punya filosofi berbeda. Seolah itu adalah untuk menutupi banyaknya kesamaan atau kesetujuan beliau terhadap Pak Jokowi ," ujar Budiman.

Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu mengatakan, pernyataan filosofi berbeda itu kurang greget karena bukan perbedaan program atau secara politik.

"Dia secara filosofis berbeda, bukan secara politik berbeda, bukan secara program berbeda, apalagi kita mengharapkan debat Capres, bukan debat antara dua kandidat doktor filsafat" lanjutnya.

Padahal, lanjut Budiman, Prabowo terlanjur dianggap oleh banyak orang sebagai tokoh yang membaca lebih banyak buku daripada Pak Jokowi. Namun, berbagai pernyataan Jokowi di debat kedua Capres itu justru lebih meyakinkan daripada Prabowo.

"Kemarin kita menunjukkan mana yang knowledgeable (berpengetahuan luas), mana yang penuh referensi, meskipun Pak Jokowi bukan seorang orator yang baik tetapi data-data yang disampaikan cukup meyakinkan," kata Budiman.

Lebih lanjut, Budiman kecewa karena Prabowo gagal menyampaikan apa yang ia ingin sampaikan.

"Saya menyayangkan Pak Prabowo gagal menyampaikan apa yang dia mau, di luar menyatakan ' aku secara filosofis berbeda'," katanya.

Budiman juga merasa berempati dengan Prabowo karena penampilannya itu. Ia bahkan seakan lupa bahwa Prabowo pernah menjadi musuhnya sewaktu berjuang melawan Orde Baru dulu.

Baca: Budiman Jawab Pernyataan Fahri Soal Keberanian Jokowi

"Lawan yang gagah perkasa dalam masa tuanya, di ujung senjanya dia sangat mengibakan. Saya enggak berharap dia seperti itu, karena kami mengharapkan sebuah debat berkualitas," lanjut aktivis yang pernah dipenjara karena melawan rezim Orde Baru itu. 

Budiman juga mengibaratkan debat capres kedua kemarin ibarat pertandingan bola. Namun, sayangnya, debat itu justru menyerupai pertandingan bola yang tak bermutu. 

"Mengatakan pertandingan itu tak bermutu karena lawan dapat kartu kuning 1 atau 2 sementara sang striker sendiri tidak menge-goalkan bahkan turut bertahan, anda mau menyalahkan kesebelasan yang attacking football?kan enggak bisa juga," ujar Budiman.

Quote