Ikuti Kami

Said Minta Jangan Anggap Enteng Kepemimpinan Perempuan

Pendidikan politik kewargaan harus disuburkan agar publik memiliki kecukupan nalar, dan kematangan analisis .

Said Minta Jangan Anggap Enteng Kepemimpinan Perempuan
Politisi senior PDI Perjuangan Said Abdullah.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi senior PDI Perjuangan Said Abdullah mengingatkan semua pihak untuk tidak menganggap enteng dan tidak meminggirkan kepemimpinan perempuan di tingkat nasional pada kontestasi Pilpres 2024.

“Momentum pemilu 2024 harus kita dorong untuk menjangkau ruang kontestasi lebih dalam. Pendidikan politik kewargaan harus disuburkan agar publik memiliki kecukupan nalar, dan kematangan analisis untuk menentukan kepemimpinan nasional. Sangat merugi bangsa ini, hanya gara-gara nafsu kekuasaan, rakyat tidak diberikan ruang dan waktu yang jernih-kontemplatif menemukan dan mengenali para calon pemimpin mereka,” kata Said Abdullah di Jakarta, Jumat (2/12).

Ironisnya, kata Said Abdullah, peminggiran posisi perempuan dari kontestasi Pilpres 2024 dilakukan secara sistematis lewat lembaga-lembaga survei yang muncul bagai cendawan di musim hujan saat ini.

Baca: Semeru Meletus, Megawati Instruksikan BAGUNA Segera Turun

Padahal hasil survei lembaga-lembaga tersebut justru menjauhkan publik dari perdebatan substantif kepemimpinan nasional di masa mendatang.

Menurut Said Abdullah, hasil-hasil survei berbagai lembaga itu membuat politik elektoral saat ini hanya menyuburkan nilai-nilai feodal patriarkis.

Mereka hanya menjual ketampanan, ketegasan, dan kewibawaan dalam mengurus negara. Seolah-olah hal-hal lahiriah seperti ini bisa menyelesaikan persoalan bangsa dan negara.

“Padahal, unsur-unsur itu tidak ada hubungannya. Sejarah kepemimpinan kita di masa lalu banyak di kalangan perempuan membuktikan jiwa kepemimpinan yang kredibel, dan kompeten, semisal Ratu Kalinyamat, Cuk Nyak Dhien, dan lain-lain,” ujarnya.

Menurut dia, hegemoni survei dan “buzzering” telah menjadi katup penutup yang sangat sistematis untuk mengeliminasi siapa yang boleh tampil dan tidak. Mereka yang dipersepsikan elektabilitas rendah, apalagi perempuan dengan serta merta tersingkir dari elaborasi survei.

Baca: Jelang Pemilu 2024, Banyak Tokoh Gabung ke PDI Perjuangan

“Kita perlu teguhkan, kewajiban kita bersama baik para aktivis gerakan masyarakat sipil, kaum agamawan, penggerak lembaga survei dan para intelektual untuk memperjuangkan kesadaran baru, dan pendidikan politik kewargaan,” papar Said lagi.

Said menegaskan, kontestasi Pilpres 2024 tidak selayaknya hanya dipenuhi dengan diskursus tentang popularitas dan framing elektabilitas, tetapi juga kontestasi gagasan dan kapasitas kepemimpinan. Laki-laki dan perempuan dihadirkan dalam ruang debat yang setara. 

“Hanya jalan inilah demokrasi kita semakin matang dan berkualitas,” pungkasnya.

Quote