Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) jengah dengan berbagai isu yang menyebut dirinya antek asing. Padahal, dia sudah menuntaskan beberapa program yang jutru menguntungkan bagi Indonesia.
Hal ini dia sampaikan saat menghadiri acara deklarasi dukungan alumni universitas Trisakti di Basket Hall, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2).
Dia lantas mencontohkan beberapa proyek yang dulunya dipegang asing tapi kini sudah kembali ke pangukuan ibu pertiwi. Misalnya, Blok Migas Mahakam dan Blok Rokan yang sebelumnya dikelola oleh asing selama berpuluh-puluh tahun, kini sudah 100 persen dikelola oleh Pertamina (Persero).
"Saya saat itu tidak omong banyak, saya pengennya kerja saja, kerja saja, kerja saja. Tapi karena sekarang saya dituduh antek asing, antek aseng, saya ngomong. Saya bukan marah, ini ngomong," ujar Jokowi.
Tak hanya dua proyek itu saja, Jokowi juga menyinggung prihal pengambil alihan sebagian besar saham PT Freeport Indonesia yang berhasil terselesaikan di akhir tahun lalu. Dia menegaskan, pengambilalihan itu bukan soal mudah.
"Dipikir nggak ada intrik-intrik politik ini, dipikir nggak ada tekanan politik dari sini, dari sini, dari sini, semuanya nekan," ungkap Jokowi.
Jokowi lantas menceritakan, sebelum Indonesia berhasil mengambil alih saham PT Freeport Indonesia sebesar 51,23 persen oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM), ada proses negosiasi yang panjang dan berbelit selama 4 tahun.
Namun, dia bisa melewati berbagai tekanan yang ada dengan santai. Hal itu menurut Jokowi, tak terlepas dari postur tubuhnya yang kurus.
"Untungnya saya ini kurus. Jadi kalau disodok dari kanan saya bisa menghindar ke kiri sedikit. Disodok dari depan saya bisa menghindar ke belakang dan ke kanan sedikit. Untungnya itu," kata Jokowi.
"Jadi jangan dipikir gampang dan mudah (mengambil alih Freeport), kalau gampang sudah sejak dulu diambil alih," imbuhnya.
