Ikuti Kami

Kosan Bung Karno Hampir Terbakar Gara-Gara Ini !

Suasana kamar kos mereka sudah dipenuhi asap. Rupanya semalam Bung Karno lupa mematikan lampu teplok

Kosan Bung Karno Hampir Terbakar Gara-Gara Ini !

Sebagai kader PDI Perjuangan, tentu kita sangat kagum dengan kemampuan berpidato Bung Karno saat di podium. Dia mampu menyihir dan membakar semangat nasionalisme massa yang hadir mendengarkannya berpidato. Ketajamannya berpikir, membuat pidatonya berbobot. Selalu ada hal baru yang disampaikan dan belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Inilah yang membuat banyak orang jadi terkesan.

Berkat bakatnya pidato itu, lama kelamaan Bung Karno jadi terkenal di kalangan kompeni. Maka sudah bisa dipastkan jika Bung Karno mulai berpidato, para tentara Belanda sudah berjaga ketat di sekitarnya untuk menghentikan pidato atau menahannya jika kontennya dianggap membahayakan seperti mengecam politik Belanda di Indonesia.

Karena saking seringnya diperlakukan seperti itu, Bung Karno pun sampai melontarkan kecaman pedas di selipan pidatonya tersebut. Akibatnya Bung Karno ditangkap Belanda. Malah begitu sudah keluar dari penjara, Bung Karno mengulangi lagi aksinya itu dan Belanda pun kembali menangkapnya. Jadi keluar masuk penjara itu sudah hal biasa.

Kelihaianya dalam berpidato atau orasi, sudah terlihat sejak usianya masih sangat muda. Bakat alamnya sangat luar biasa. Begitu ada dorongan untuk berpidato, di mana saja pun jadi. Termasuk di rumah H.O.S Tjokroaminoto malam hari.

Bung Karno seperti orang kerasukan setan saat berpidato. Dia bisa tiba tiba berdiri di atas bangku reyot dan terus berpidato berapi-api. Cerita ini kembali dituturkan oleh kakak Kandung Bung Karno, Sukarmini atau biasa dipanggil Ibu Wardoyo kepada S. Saiful Rahim, seorang jurnalis yang wawancaranya ditulis dengan judul Bung Karno Masa Muda.

Sekitar jam dua tengah malam, Bung Karno pidato sendirian, berapi-api. Satu satunya pendengarnya adalah Djoko Asmo, teman kosnya sendiri. Disinilah kelucuan itu terjadi. Saat sedang di rumah indekos, rumah Inggit di Bandung, mendadak dorongan untuk berpidato muncul dari dalam dirinya. Bak berhadapan dengan puluhan ribu massa yang bersorak-sorai, Bung Karno berdiri di atas tempat tidur, di samping temannya yang bernama Djoko Asmo.

Djoko Asmo yang tadinya masih melek, lama kelamaan tidak kuat menahan ngantuk, kemudian tertidur, meninggalkan Bung Karno yang masih asyik berpidato. Tahu temannya sudah tidur, Bung Karno pun mulai merasakan kelelahan hingga jatuh tertidur.

Beberapa lama kemudian, keduanya terbangun. Suasana kamar kos mereka sudah dipenuhi asap. Rupanya semalam Bung Karno lupa mematikan lampu teplok. Lampu yang menyala sepanjang malam itu menjilat bagian bawah kelambu, hingga hampir semuanya ludes terbakar.

Beruntung keduanya selamat.

Quote