Ikuti Kami

China, Destinasi Wisata Kelas Dunia dengan Narasi yang Memikat (1)

Catatan perjalanan : Selama 10 hari, mulai dari tanggal 20 – 30 April 2024, wartawan Gesuri.id, Ali Imron Hamid.

China, Destinasi Wisata Kelas Dunia dengan Narasi yang Memikat (1)

China, Gesuri.id - Selepas pandemi, pariwisata di China tancap gas. Berbagai destinasi wisata selalu ramai pengunjung baik di hari biasa maupun di akhir pekan. Ribuan turis domestic dan mancanegara berbondong-bondong mengunjungi beragam destinasi wisata yang indah dan mempesona. 

Kesan pertama yang terlintas di kepala tentang pariwisata di China adalah tempat dengan pemandangan alam yang sangat indah, keanegaragaman budaya yang sangat kaya, pesona kuliner yang memikat hingga dukungan infrastruktur yang membuat China semakin siap dijuluki sebagai destinasi wisata kelas dunia. 

Tapi ada satu hal yang sangat penting dari destinasi wisata di China adalah setiap detinasi yang dituju selalu memiliki narasi yang kuat. Baik itu narasi historis, narasi humanis, hingga narasi patriotik yang membuat banyak turis domestik dan mancanegara selalu terpikat sehingga membuat mereka kembali datang ke China bersama dengan keluarga dan para kerabatnya.

Hampir setiap destinasi wisata di China selalu memiliki narasi yang kuat. Narasi inilah yang selalu diceritakan ulang oleh para penduduk lokal, tour guide kepada para turis yang datang berkunjung. Para turis yang baru pertama kali datang pun terpikat dengan narasi-narasi tersebut sehingga meninggalkan kesan yang mendalam. 

Hari 1 di China, kami berkesempatan mengunjungi Forbidden City. Para tour guide yang mengantar rombongan dengan sigap menyampaikan narasi historis tentang Forbidden City. Destinasi yang dikenal sebagai istana terlarang ini punya narasi yang kuat. Kesan pertama saat melihat langsung Forbiden City ini adalah unsur ancient yang sangat kuat. Istana kerajaan masih berdiri dengan kokoh dengan berbagai artefak-artefak yang tercetak di dinding selama ratusan tahun. 

Forbidden City berada di daratan utama Beijing. Dahulunya Forbidden City adalah kompleks istana kediaman para kaisar Tiongkok dari Dinasti Ming hingga Dinastif Qing. Ada empat bangunan istana yang masih berdiri dengan megah hingga sekarang ini. Tentunya selain menikmati narasi historis, para turis bisa menikmati pula bangunan-bangunan arsitek yang megah. Selain itu, kita pun bisa menikmati taman-taman istana yang indah. 

Di Forbidden City pula kita bisa mengunjungi museum yang memajang koleksi-koleksi benda-benda bersejarah peninggalan jaman kekaisaran kuno di Tiongkok. Beragam artefak dipajang seperti lukisan era Reinassance, keramik-keramik antik, silsilah kaisar-kaisar Tiongkok, hingga beragam barang pecah belah seperti piring, cangkir, dan tempat mandi kaisar-kaisar di Tiongkok. 

Selain melihat istana yang sangat mengesankan, jumlah pengunjung yang mencapai ribuan juga menjadi pemandangan yang tidak kalah menakjubkan. Mereka datang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Setiap kelompok selalu memiliki satu sampai dua orang pemandu yang akan memandu para kelompok pengunjung agar tidak tersesat saat menikmati setidap detil jejak sejarah di Forbidden City. 

Luar biasanya lagi, setiap sudut tempat di Forbidden Citu, selalu ditempatkan beberapa orang petugas keamanan, petugas kebersihan, hingga pekerja taman yang setiap hari selalu membersihkan area-area taman dengan detil dan teliti. Pengunjung lokal pun juga ramah-ramah dan bersahabat. Meski pengunjung lokal itu tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancer, namun dari bahasa humanistik mereka memperlihatkan bahwa mereka sangat terbuka dengan para turis asing. 

Forbidden City bisa dikunjungi sepanjang tahun. Namun waktu terbaik untuk mengunjungi Forbidden City ini adalah bulan April-Mei yakni pada musim semi sehingga kita bisa menikmati bunga-bunga tumbuh bermekaran atau bulan September-Oktober di musim gugur. Suhu musim gugur sangat nyaman dengan udara yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. 

Baca Juga : Geliat Wisata Luoyang di Provinsi Henan Paska Pandemi (2)

Setelah mengunjungi Forbidden City, di malam hari kami berkunjung ke Liangma River Cruise. Kami menikmati fun boat dengan menggunakan perahu sungai sepanjang 1,8 kilometer dari dermaga jembatan Yangsha di Liangma River menuju dermaga Solana di taman Chaoyang Park. Selama 45 menit perjalanan dengan perahu, kita bisa menikmati pertunjukan sinar laser dengan lantunan musik yang bisa dengar dari speaker yang dipasang di perahu.

Udara malam itu agak dingin dan sedikit gerimis. Namun itu menambah suasana malam menjadi romantis. Selama berlayar kita juga bisa menikmati pertunjukan multi media dengan kilatan cahaya yang silih berganti di bawah jembatan. Di pertunjukan tersebut para turis bisa menikmati cerita kehidupan suangi Liangma di masa silam dan masa kini serta warisan mendalam yang dibawa oleh budaya Grand Canal. Animasi burung Phoenix serta warna jembatan yang bisa berubah-ubah sangat memanjakan mata para pengunjung. 

Setelah sampai di dermaga Solana, rombongan kemudian makan malam Bersama di restoran muslim di seberang dermaga.

Quote