Ikuti Kami

Gizi dan Kedaulatan Pangan Nasional

Oleh: Ketua Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak DPN REPDEM, Rusmarnie Rusli, yang juga Ketua DPD REPDEM Provinsi Banten.

Gizi dan Kedaulatan Pangan Nasional
Rusmarnie Rusli, Ketua Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak DPN REPDEM, Ketua DPD REPDEM Provinsi Banten.

Jakarta, Gesuri.id - Hari ini, Rabu 25 Januari 2024, merupakan Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengusung tema "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting".
 
Gizi Nasional erat kaitannya dengan kedaulatan pangan. Karena harus ada political will dari Pemimpin Negara untuk membuat regulasi dan menjalankan berbagai program yang sudah direncanakan untuk mensejahterakan rakyatnya.

Politik pangan sangat penting dan ia menyentuh seluruh aspek kehidupan dan berimplikasi penting pada kesehatan, tentu bagaimana kita mencerdaskan kehidupan bangsa mulai dari gizi yang cukup.

Pada Rakernas IV Pdi Perjuangan di Jakarta Capres Ganjar Pranowo memaparkan rencana kerja beliau apabila terpilih sebagai Presiden RI Ke-8.

Ganjar menilai politik kesehatan akan memberikan investasi pada anak bangsa dan generasi selanjutnya. Atas hal itu lah, keberpihakan pada petani dan nelayan bisa mempercepat Indonesia yang berdikari di bidang pangan sesuai dengan amanat Trisakti Bung Karno.

Dari hulu sampai hilir mesti kita yakini bisa kita kelola harus dilakukan transformasi dan akselerasi untuk meningkatkan nilai pangan yang dimiliki Tanah Air kita.

Selain itu, harus dipastikan bahwa tidak ada penyeragaman bahan pangan. Biar kan yang makan papeda, makan papeda. Biarkan yang makan tiwul tetap makan tiwul. Dan yang makan beras juga, makan beras. Karena sorgum pun bisa menjadi sumber pangan. Biarkan. Karena itulah sumber pangan dan olahannya yang sangat variatif yang bangsa kita miliki.

Terkait dengan tema peringatan Hari Gizi Nasional "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting". Sumber daya alam negeri kita yang kaya bisa dimaksimalkan sebagai Makanan Pendamping ASI untuk cegah stunting walau pun tanpa bagi-bagi susu gratis atau makan siang gratis kepada masyarakat, karena Pemimpinnya sudah bekerja dengan benar untuk rakyatnya tanpa korupsi dan ngapusi (bohong).

Berdasarkan pengalaman penulis sebagai Aktivis Kesehatan dan Sosial, yang masih kurang di lapangan hari ini adalah tenaga penyuluh dan pendamping yang mensosialisasikan dengan benar tentang mengolah makanan bergizi sebagai makanan pendamping ASI khususnya pangan hewani yang kaya akan protein dengan harga yang masih bisa terjangkau, seperti telur dan ikan namun sesuai dengan selera anak-anak kita.

Meski hampir di setiap wilayah RT/RW atau Desa ada Posyandu namun pengtahuan dan keterampilan tenaga penyuluh untuk mengedukasi masih kurang karena banyak para Kader Posyandu di lapangan adalah para ibu relawan yang  memanfaatkan waktu luang mereka dengan honor yang sangat minim.

Dibutuhkan gotong royong dan kesadaran semua pihak bahwa ujung tombak penanganan stunting ada di Pemerintah Daerah hingga Desa. Posyandu, Pusat Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana, hingga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga harus diperkuat.

Tentunya dengan harapan yang besar saat Ganjar-Mahfud terpilih nantinya sebagai Pemimpin bangsa dan negara berikutnya dengan 21 Program Unggul saat kampanye dan pemaparannya saat Rakernas IV Pdi Perjuangan bisa langsung eksekusi kerja soal kedaulatan pangan sehingga swasembada pangan bisa kita miliki dan Indonesia bisa mengejar ketertinggalan target prevalensi stunting di angka 14% pada 2024, karena sampai akhir 2023 baru turun ke 21,6% dari 24,4%.

Bicara stunting bukan tentang yang sudah lahir saja namun justru pada ibu hamil, calon pengantin yang memiliki risiko melahirkan bayi stunting, remaja, khususnya anak-anak perempuan kita, karena merekalah yang akan melanjutkan proses kehidupan.

Fokus pemerintah berikut-nya diharuskan tidak hanya pada penanganan stunting tapi juga sekaligus menyelesaikan kemiskinan ekstrim. Hal ini penting karena 50-60 persen kejadian stunting terjadi pada keluarga miskin.
 
Persoalan gizi ternyata begitu banyak dimensinya oleh karenanya sangat penting penyelesaian dengan pendekatan Holistik Integratif untuk menyiapkan Generasi Unggul Indonesia 2045. Selamat Hari Gizi Nasional!

Quote