Ikuti Kami

Lagu Karya Bung Karno Dilantunkan Dalam HUT PDI Perjuangan

Para seniman: Andre Hehanussa, Harvey Malaihollo, Iis Sugianto, Lita Zen, Ronnie Sianturi, Sari Koeswoyo, Chicha Koeswoyo, Nindy Ellesse.

Lagu Karya Bung Karno Dilantunkan Dalam HUT PDI Perjuangan
Seniman kader PDI Perjuangan yang tergabung dalam Seniman Nusantara menyanyikan lagu karya Bung Karno. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Acara Hari Ulang Tahun (HUT) PDI Perjuangan ke 48 yang disiarkan secara virtual melalui aplikasi Zoom, Minggu (10/1), diisi oleh beberapa pertunjukan musik. 

Salah satu pertunjukan musik yang menarik digelar oleh para penyanyi atau seniman kader PDI Perjuangan yang tergabung dalam Seniman Nusantara. 

Para seniman itu adalah Andre Hehanussa, Harvey Malaihollo, Iis Sugianto, Lita Zen, Ronnie Sianturi, Sari Yok Koeswoyo, Chicha Koeswoyo serta Nindy Ellesse.

Mereka melantunkan lagu lawas bernuansa nasionalis berjudul Bersuka Ria. 

Bagaimana sejarah lagu ini? Siapakah pencipta lagu ini?

Ternyata, lagu Bersuka Ria diciptakan oleh Presiden pertama Indonesia, Bung Karno.

Berbagai sumber sejarah menyebutkan, lagu itu dikarang sendiri oleh Bung Karno. Dan adalah seorang musisi pemimpin Orkes Irama,  Jack Lesmana, yang menggubah musiknya.

Irama lenso,  pengiring tarian kegemaran Bung Karno, dilekatkan sebagai irama lagu tersebut. 

Lagu tersebut kemudian dipopulerkan oleh Suara Bersama, kelompok musik yang digawangi Jack Lesmana dan bersama Bing Slamet. 

Bersuka Ria dirilis di album bertajuk “Mari Bersuka Ria Dengan Irama Lenso”. Album ini diproduksi dan diedarkan pada 1965 oleh The Indonesian Music Company Irama LTD, perusahaan rekaman milik pengusaha Soejoso, yang tak lain merupakan kakak kandung Nien, istri Jack Lesmana.

Produksi dan peredaran album ini merupakan persembahan dari para seniman Indonesia dan karyawan Irama kepada Bung Karno dan bangsa Indonesia, dalam rangka peringatan satu dasawarsa Konferensi Asia-Afrika. 

Di sampul belakang piringan hitam album itu terdapat tulisan sebagai berikut: 

Dipersembahkan oleh para seniman Indonesia dan karyawan IRAMA bertalian dengan DASA-WARSA KONFERENSI AFRIKA-ASIA. 

Dan pada bagian atas tulisan tersebut, tercantum kalimat persetujuan dan tanda tangan Bung Karno yang berbunyi: 

“Saja restui. Setudju diedarkan, Soekarno 14/4 ’65”.

Dari kalimat tersebut, tampak persetujuan Bung Karno itu diberikan pada 14 April 1965. Dan Konferensi Asia Afrika digelar di Bandung pada 18-24 April 1955.

Jadi, persetujuan Bung Karno atas album itu memang diberikan 10 tahun atau satu dasawarsa setelah Konferensi Asia-Afrika digelar. 

Dan lagu itu, masih abadi hingga kini. Sebagai pemantik api nasionalisme seluruh rakyat di negeri ini.

Quote