Ikuti Kami

Memaknai Arti Bhinneka Tunggal Ika

Oleh: Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Harris Turino. 

Memaknai Arti Bhinneka Tunggal Ika
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Harris Turino. 

Jakarta, Gesuri.id - Sejak kecil kita diajarkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya akan budaya dan tradisi. Negara ini memiliki banyak etnis, bahasa, dan agama yang berbeda-beda, yang semuanya hidup berdampingan dengan damai dan harmoni. 

Slogan "Bhineka Tunggal Ika" atau "Unity in Diversity" menggambarkan semangat pluralisme dan toleransi yang kuat di Indonesia. Ini menjadi salah satu hal yang membuat Indonesia sangat unik dan kaya akan kekayaan budaya dan tradisi.

Beberapa tahun terakhir ini ancaman terhadap kebhinekaan di Indonesia semakin terasa. Bentuknya pun beragam, mulai dari diskriminasi terhadap kelompok minoritas, seperti suku, agama, dan gender. Lalu muncul intoleransi. Terdapat beberapa kelompok yang tidak toleran terhadap budaya, agama, atau kepercayaan yang berbeda dari mereka sendiri. Ditambah dengan munculnya radikalisme, di mana terdapat kelompok radikal yang berusaha mempromosikan ideologi ekstrim dan memicu kekerasan dan intoleransi. Itu semua diperparah dengan maraknya hoax dan fake news. Penyebaran informasi yang tidak benar melalui media sosial bisa memicu kebencian dan intoleransi terhadap kelompok tertentu.

Tanpa kita sadari, perubahan memang sedang terjadi di negeri ini. Harus diakui pada kelompok tertentu Indonesia sekarang lebih bercitra Timur Tengah, ketimbang citra Indonesia berbhinneka. Keberagaman masih tersisa, tetapi arahnya menuju keseragaman dalam budaya dan bertutur kata.

Baca: Bung Karno dan Tahun Vivere Pericoloso

Buat saya pribadi, menjadi lebih islami dan beriman, tentu sebuah pilihan yang indah. Sebagai insan yang lahir di negeri ini, negeri yang 85% penduduknya beragama Islam, saya sudah terbiasa dengan mendengar lantunan suara adzan yang merdu dan mengundang orang untuk sembahyang. Kotbah Jumat yang lembut dan sejuk menjadi rutinitas yang indah di negeri ini. Kerukunan beragama di Indonesia  bahkan kondang ke seantero dunia. 

Baca: Tahukah Anda Mengapa Makam Bung Karno Jadi Wisata Populer?

Sayang keindahan itu semakin memupus. Kedamaian seolah sirna, keberagaman dan kebhinekaan dianggap sebagai sebuah dosa. Teriakan-teriakan "kafir" lebih dominan menghiasi media sosial. Keberingasan yang jauh dari dari ajaran Islam yang "rahmatan lil alamin" yang saya kenal, lebih sering dipertontonkan. Keseragaman seolah menjadi satu-satunya kebenaran, yang disuarakan oleh segelintir orang.

Suara-suara sejuk dan damai dari tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah seolah hanya tinggal sayup-sayup terdengar. Padahal kedua organisasi Islam terbesar di dunia ini adalah pilar utama penopang negeri. Saya rindu tauziyah-tauziyah para ulama NU dan Muhammadiyah yang sejuk mengisi mesjid-mesjid dan surau-surau serta menjangkau umat juga melalui media elektronik. 

Pemerintah mesti berbenah, kembali merangkul erat kaum muslimin dan ulama-ulama NU dan Muhammadiyah. Demi keutuhan negeri indah di bentangan khatulistiwa. Jangan biarkan Indonesia menjadi Afganistan, di mana keseragaman menjadi satu-satunya kebenaran. Di mana kaum perempuan kehilangan hak dan tidak lagi boleh menuntut kebebasan. Tiada lagi tempat bagi kaum hawa untuk ikut berkarya demi membangun negerinya. Di sana perbedaan dibungkam dengan moncong senapan. 

Sebagai insan yang mencintai negeri ini, saya sebagai Kader PDI Perjuangan, punya mimpi agar Indonesia bisa menjadi negara yang disegani dan menjadi teladan keberagaman dan kedamaian bagi bangsa-bangsa yang bertikai. Menjadi sebuah negeri di mana penduduknya bisa hidup berdampingan secara damai dan bersujud kepada Tuhan YME dengan cara yang mereka yakini. Negeri di mana ulama-ulama nya berdiri paling depan menyuarakan  keabadian surgawi dan kedamaian umat manusia. Negeri di mana kaum tehnokratnya memimpin pembangunan ekonomi kerakyatan, pendidikan dan kesehatan. Negeri di mana kaum Nasionalisnya bahu-membahu menambah tenaga kaum Marhaen dan terus mengobarkan api semangat perjuangan Bung Karno.

Sebuah negeri Indonesia berbhineka tunggal ika, yang seperti dicita-citakan Bung Karno sebagai pendiri dan bapak bangsa. 

Sebuah renungan bagi bangsa, dari Makam Bung Karno.

Blitar, 14 Februari 2023

Quote