Ikuti Kami

PDI Perjuangan Dukung Jokowi Bangun Indonesia dari Pinggiran

Dalam Rakernas IV tersebut, PDI Perjuangan merekomendasikan politik pembangunan pemerintah pusat harus dirasakan oleh pemerintahan daerah

PDI Perjuangan Dukung Jokowi Bangun Indonesia dari Pinggiran
Presiden Joko Widodo dengan latar Raja Ampat, Papua

SEBAGAI sebuah partai politik yang berkuasa, PDI Perjuangan memiliki kewajiban sejarah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bukan mengklaim, jauh sebelum Nawacita dijadikan Visi-Misi dalam Pilpres 2014 dan menjadi 9 Program Utama Pemerintahan Jokowi-JK, PDI Perjuangan dalam beberapa rekomendasi Rapat Kerja Nasional dan Kongres Partai sejak Reformasi bergulir, selalu menekankan membangun dari daerah pinggiran atau desa.

Jika salah satu kebijakan Presiden Jokowi Widodo yang tertuang dalam Nawacita: membangun Indonesia dari pinggiran menjadi program prioritas pembangunan nasional Presiden Jokowi, sejatinya adalah salah satu wujud visi PDIP "Membangun Peradaban". 

Konsistensi PDI Perjuangan terhadap pembangunan Indonesia dimulai dari pinggiran (desa), bisa dilihat dari salah satu rekomendasi Rakernas IV PDI Perjuangan di Semarang pada 20 September 2014.

Dalam Rakernas IV tersebut, PDI Perjuangan merekomendasikan politik pembangunan pemerintah pusat harus dirasakan oleh pemerintahan daerah. 

Hal itu dalam pemahaman otonomi di tingkat desa sampai kelurahan. PDI Perjuangan merekomendasikan agar Indonesia wilayah timur yang masih tertinggal, dibenahi dengan pembangunan secara terencana, terukur dan terintegrasi.

Kader Partai Kuatkan Desa

PDI Perjuangan meyakini, bahwa setiap desa, pasti ada potensi dan karakter yang berbeda-beda. Di daerah terpencil sekalipun, pasti seluruh desa di Indonesia bisa digali keunggulannya untuk menjadi potensi prekonomian yang berdaya saing.

Persoalannya itu tergantung dari inovatif atau tidak kepala desanya, atau dorongan dari Kepala Daerahnya. Inovasi menjadi kata kunci. Kepala desa harus punya mimpi. Dengan Anggaran Dana Desa 1,2-1,5 Miliar per desa setiap tahunnya, mau dibangun seperti apa desanya?

Kisah sukses keberhasilan Desa Ponggok di Klaten Jawa Tengah mengelola dana desa sehingga bisa meningkatkan pendapatan hingga Rp 15 Miliar di tahun 2017 menjadi embrio keberhasilan cita-cita Nawa Cita Presiden Jokowi. 

Tentu, atas keberhasilan pembangunan di desa sesuai cita-cita Nawa Cita poin ketiga: membangun Indonesia dari Pinggiran, kita berharap, desa ke depan menjadi pusat peradaban. 

Dengan konsepsi Nawa Cita Pemerintahan Jokowi-JK, yang merupakan salah satu sumbangsih pemikiran dari PDI Perjuangan, diharapkan pertumbuhan ekonomi tidak lagi tersentral di kota saja. Dan Presiden Jokowi berhasil mengejawantahkan cita-cita Nawa Cita tersebut: membangun Indonesia dari pinggiran (desa).

Negara akan besar jika desanya makmur. Untuk itu, negara harus mengatur perputaran uang juga massif terjadi di desa agar ekonomi kerakyatan juga menggeliat. Karena sejatinya, yang membutuhkan sentuhan pembangunan yang massif adalah desa-desa, khususnya daerah pinggiran di Indonesia yang masih jauh tertinggal. Khususnya Indonesia bagian timur.

Karena itu, komitmen kader Banteng yang menjadi Kepala Daerah untuk menguatkan desa dan kampungnya sebagai sentrum ekonomi kerakyatan, satu tarikan nafas perjuangan dengan Program Nawa Cita Pemerintahan Jokowi-JK yang insya Allah akan dilanjutkan oleh Jokowi-KH. Ma'ruf Amin.

Para kader Banteng yang visioner seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) misalnya. Ia berhasil melibatkan partisipasi masyarakat secara luas, khususnya warga perkampungan di Kota Surabaya untuk sama-sama membangun kampung menjadi lebih indah, tertib dan nyaman.

Kata kunci lain dalam ikhtiar membangun Indonesia dari pinggiran ialah transparansi, dan tata kelola pemerintahan yang baik. Hal itu telah dijalankan secara apik oleh sejumlah kepala daerah yang merupakan Kader PDI Perjuangan. Mereka sukses mentransformasi daerahnya menjadi lebih maju dan berkeadilan.

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi misalnya. Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang itu berhasil menata kampung-kampung kumuh di Semarang menjadi lebih indah. Selain itu, berbagai program telah berhasil menumbuhkembangkan desa dan kampung. Salah satunya dengan kampung kreatif inovatif yang berhasil melibatkan partisipasi masayarakat dengan memproduksi barang-barang atau makanan sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga.

Selain itu, ada ajang Marathon Semarang 10K, sukses menarik wisatawan, misalnya seperti saat adanya Bali Marathon atau Borobudur Marathon, hotel penuh, jajanan laris, pusat perbelanjaan juga ramai, karena sepanjang jalur marathon yang dilalui adalah perkampungan yang sarat dengan nilai sejarah. Sehingga perekonomian rakyat di kampung juga terdongkrak karena event tersebut.

Kader PDI Perjuangan lainnya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw sukses mengalahkan 33 provinsi se-Indonesia dalam hal pengentasan kemiskinan.

Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) pun mengganjar Gubernur Olly Dondokambey lewat penghargaan Adhi Purna Prima. Pemerintahan Provinsi yang dipimpin Politisi PDI Perjuangan itu dinilai layak mendapatkan APPSI Award 2019 kategori Pengentasan Kemiskinan dengan ikon: “Terus Melejit di Level Satu Digit.”

Strategi pengentasan kemiskinan yang dilakukan Olly salah satunya dengan memberdayakan perekonomian di desa-desa. Sehingga Sulawesi Utara semakin terkenal dengan wisata baharinya.

Kader PDI Perjuangan lain yang dianggap berhasil memajukan desa adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia sukses menjadikan penyerapan anggaran desa dirasakan kebermanfaatannya bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Rumus sederhana yang dilakukan Ganjar ialah dengan tegas memperketat belanja modal dari anggaran desa agar tidak ada mark up dan program fiktif.

Kebijakan Ganjar agar anggaran desa penyerapannya mencapai output yang diharapkan, salah satu caranya dengan mengawal dari hulu (perencanaan). Mengingat alokasi transfer ke daerah dan dana desa 2019 untuk seluruh Pemerintah Daerah di wilayah Jawa Tengah, ditetapkan sebesar Rp69,35 triliun.

Dan sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, Ganjar menekankan agar anggaran itu diarahkan untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas pelayanan publik, serta pembangunan sumber daya manusia.

Kader banteng yang menjadi kepala daerah yang sukses memberdayakan ekonomi warga di pedesaan adalah Bupati Banyuwangi Azwar Anas.

Ia mengakui efektivitas sektor pariwisata dalam menggerakkan ekonomi lokal. Menurutnya beragam program pengembangan pariwisata mampu mendorong peningkatan kunjungan wisatawan.

Dan memang terbukti, Banyuwangi saat ini disulapnya menjadi salah satu daerah tujuan destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun internasional. Dan berbagai event internasional sukses menyedot perhatian dunia internasional.

Contoh Kepala Daerah sukses lain yang juga kader PDI Perjuangan adalah Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Baru-baru ini ia berhasil mendapat penghargaan dari Bukalapak dalam "9 Game Changer Award karena daerahnya dinilai berpihak pada kegiatan perekonomian kerakyatan, e-money dan bisnis "online".

Dengan program Bela Beli Kulon Progo, Hasto Wardoyo berhasil menjadikan Kulon Progo punya benchmark tersendiri, dengan air kemasan yang bermerek AirKu, asli dari Kulon Progo.

Selain itu, Kulon Progo juga berhasil mengangkat batik khas daerah yang mampu mendongkrak perekonomian pelaku UKM di sana. Hasto juga berhasil membangun jaringan ritel modern "Tomira" (Toko Milik Rakyat) untuk memasarkan produk-produk masyarakat di sana. Selain itu, Kulon Progo dinilai berhasil mendorong adanya e-Warong sebanyak 111 e-Warong. 

Quote