Ikuti Kami

Aksi Reuni 212 Tidak Pernah Diajarkan Dalam Islam

Acara reuni Persaudaraan Alumni atau PA 212 akan digelar kembali di Lapangan Monas, Minggu (2/12) mendatang.

Aksi Reuni 212 Tidak Pernah Diajarkan Dalam Islam
Politisi PDI Perjuangan Kapitra Ampera.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Kapitra Ampera menyinggung acara reuni Persaudaraan Alumni atau PA 212 yang akan digelar di Lapangan Monas, Minggu (2/12) mendatang. Pasalnya, menurut Kapitra acara semacam itu tidak pernah diajarkan dalam agama Islam.

Baca: KH Ma'ruf Sebut PA 212 Tak Miliki Tujuan yang Jelas

PA 212 terbentuk dari sekelompok mantan dari Aksi Bela Islam yang digelar 2 Desember 2016 lalu. Aksi Bela Islam itu sendiri berkaitan dengan tuntutan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituding melakukan penistaan agama.

Kapitra menyayangkan kalau para peserta Aksi Bela Islam itu kemudian kembali merayakan ulang pada Desember mendatang. Sementara Ahok sudah divonis penjara.

"Rasulullah SAW tidak pernah merayakan setiap tahun kemenangan di perang badar, dan tidak juga pernah merayakan kekalahan di perang uhud, tetapi, sekarang orang-orang justru merayakan hari kejahatan orang lain, yang telah diganjar oleh hukuman dan sedang menjalaninya," kata Kapitra dalam poster yang disebarkannya melalui WhatsApp pribadinya, Selasa (27/11).

Menurut Kapitra, acara itu jauh dari pedoman agama Islam. Bahkan menurutnya Rasulullah SAW tidak pernah merayakan kemenangan dalam setiap perangnya. Oleh sebab itu, Kapitra menilai acara reuni PA 212 bukan cerminan dari agama Islam yang selalu mengajarkan untuk menjadi pemaaf.

"Beginikah Islam yang kalian pahami? Penuh dengan dendam, amarah dan kebringasan, demi Allah, tidak ada cara-cara seperti ini di dalam Islam yang penuh maaf dan kasih sayang," pungkasnya.

Untuk diketahui, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat membuat heboh umat muslim. Pasalnya, sempat beredar sebuah video dirinya yang sedang berpidato di Pulau Seribu, yang menyebut bahwa jika ada yang "dibohongi pakai Al Maidah".

Ucapan itu diposting dengan cara berbeda di dinding Facebook seorang dosen bernama Buni Yani. Tanpa basa-basi video tersebut menyebar luas melalui media sosial dan menyulut emosi masyarakat terutama yang beragama muslim.

Ahok yang kala itu masih aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta terpaksa harus non aktif dari jabatannya karena menjadi tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. 

Tak puas melihat Ahok menjadi tersangka, ribuan massa menggelar Aksi Bela Islam atau yang sering disebut Aksi 212 pada 2 Desember 2016.

Baca: Kapitra Ampera: Saya Harus Menjadi Jembatan Kebaikan

Akhirnya Ahok dijatuhi hukuman dua tahun penjara usai dinyatakan terbukti bersalah dalam dakwaan penodaan agama karena pidatonya tersebut.

Meskipun Ahok sudah menjalani hukumannya di Mako Brimob, akan tetapi penggerak gerakan 212 masih aktif dan menyebut dirinya sebagai Persaudaraan Alumni 212.

Quote