Ikuti Kami

Andreas Nilai Penembakan di Papua Bukan Kasus Kriminal Biasa

Kejadian penembakan 31 warga sipil yang adalah pekerja PT Istaka Karya adalah tindakan keji.

Andreas Nilai Penembakan di Papua Bukan Kasus Kriminal Biasa
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pariera.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pariera menilai insiden penembakan puluhan karyawan PT Istaka Karya yang sedang mengerjakan proyek jalan trans Papua di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (2/12) bukan termasuk kasus kriminal biasa. Andreas menduga ada unsur perlawanan terhadap NKRI dalam insiden tersebut.

Baca: Presiden Berduka atas Penembakan di Proyek Trans Papua

"Kejadian penembakan terhadap 31 warga sipil yang adalah pekerja PT Istaka Karya adalah tindakan keji sebagai bentuk perlawanan terhadap NKRI. Ini bukan merupakan tindakan kriminal biasa. Ini adalah teror terhadap negara," kata Andreas, Selasa (4/12). 

Andreas pun mendesak pemerintah untuk menangkap pelaku dan meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi para pekerja yang sedang menyelesaikan proyek pembangunan jembatan di Distrik Yall. 

"Baik Polisi maupun TNI harus bahu membahu menjaga keamanan wilayah dan melindungi keselamatan para pekerja," kata Andreas.

Sejauh ini jumlah korban yang ditembak masih simpang siur, informasi media yang merujuk pada keterangan pers yang disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes A.M. Kamal menyebut ada 31 korban.

Namun, dalam laporan yang ditulis Victor Mambor, jurnalis senior Tabloid Jubi, korban berjumlah 24 orang. Informasi itu didapat Mambor dari Wakil Ketua DPRD Nduga Alimin Gwijange.

Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin di Jayapura mengatakan, pengerahan aparat keamanan untuk menyelidiki dugaan pembunuhan ini sudah dilakukan sejak Senin (3/12).

Baca: Presiden: Usut Tuntas Kasus Kasus Penembakan di Papua 

Di samping itu, Presiden Joko Widodo juga sudah meminta agar informasi tersebut diklarifikasi terlebih dahulu. Permintaan Jokowi ini berkaitan dengan kondisi telekomunikasi di kawasan Nduga yang belum terjangkau sinyal telepon.

“Tadi pagi saya perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk klarifikasi dulu. Di Nduga itu enggak bisa loh yang namanya sinyal itu enggak ada. Jadi ini mesti dikonfirmasi dulu ke sana, apakah betul memang kejadiannya seperti itu,” kata Jokowi.

Quote