Denpasar, Gesuri.id — Sosok I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedasteraputri Suyasa, atau yang akrab disapa Gek Diah Srikandi, kembali menegaskan kiprahnya sebagai salah satu srikandi tangguh PDI Perjuangan Bali.
Dalam Konferensi Daerah (Konferda) yang digelar di Sunset Road Convention Centre, Kuta, Badung, Sabtu (18/10), ia kembali dipercaya duduk di jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Bali periode 2025–2030 sebagai Wakil Ketua Bidang Perekonomian, Kebudayaan, dan Pendidikan.
Perempuan asal Bumi Makepung, Jembrana, ini menjadi satu dari dua kader perempuan incumbent yang kembali dipercaya melanjutkan pengabdian. Keberhasilannya bukan tanpa alasan — selama periode sebelumnya, Gek Diah dikenal aktif membina UMKM dan IKM Tenun Endek dan Songket Bali, termasuk memperkenalkan inovasi motif logo banteng moncong putih, yang kini bahkan menjadi seragam fraksi PDI Perjuangan di Bali dan DPR RI.
Atas dedikasinya melestarikan budaya dan mengembangkan ekonomi kerakyatan, ia sempat mendapat apresiasi langsung dari MPP DPP PDI Perjuangan karena berhasil mengangkat kearifan lokal Bali ke tingkat nasional.
Tak hanya aktif dalam bidang ekonomi kreatif, Gek Diah juga dikenal produktif di ranah kebudayaan dan pendidikan politik. Ia kerap menjadi koordinator berbagai kegiatan Bulan Bung Karno, termasuk Lomba Cerdas Cermat Susastra Bali, Penulisan Penelitian, dan Desain Endek.
Kiprahnya pun diakui secara nasional. Dalam ajang Piala Megawati 2024, Gek Diah membawa pulang double winner untuk kategori Video Kreatif Festival Desa, mewakili DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali.
Pasca terpilih kembali, Gek Diah menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan program pembinaan UMKM, pelestarian budaya, dan pendidikan politik bagi kader muda.
“Untuk bidang perekonomian, kami akan terus memperkuat sinergi dengan pelaku UMKM. Di bidang kebudayaan, kami akan mengoordinasikan Festival Desa ke-5, sementara di bidang pendidikan akan fokus pada pendidikan politik, terutama bagi perempuan dan kader muda,” ujarnya dikutip dari PosBali, Senin (20/10).
Bagi Gek Diah, bekerja di partai bukan semata tentang jabatan, melainkan tentang pengabdian dan pemberdayaan rakyat. Dengan prinsip kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas, srikandi asal Jembrana ini terus menunjukkan bahwa politik bisa menjadi ruang untuk menjaga budaya, menguatkan ekonomi, dan mencerdaskan bangsa.

















































































