Jakarta, Gesuri.id - Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi mendukung aksi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengkritisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Mis itu, para kader PMII sangat menyadari bahwa KPK bukanlah lembaga yang suci.
Baca: PDI Perjuangan Sarankan Jokowi Segera Cari Plt Menpora
Karena itu, lanjut Gus Mis, KPK harus dikritisi.
"Adik-adik PMII sadar betul KPK tidak suci, harus dikritisi agar tidak menjadi berhala baru: agen politisasi dan kartelisasi," kata Gus Mis dalam akun Facebooknya, baru-baru ini.
Gus Mis melanjutnya, seharusnya semua pihak bisa melihat kinerja KPK secara obyektif. Gus Mis menekankan kepedulian pada KPK untuk menjadi lebih kuat dan meletakkan pemberantasan korupsi dalam rel yang benar menjadi sangat penting.
"Yang benar itu,pemberantasan korupsi harus fokus di pencegahan. Tiru Ahok saat memimpin DKI. Memerangi korupsi itu harus dari hulu, bukan hanya hilir. Maka kita harus kritis juga terhadap KPK. Mau sampai kapan model pemberantasan korupsi seperti ini?," ujar Gus Mis.
Seperti diketahui, Pengurus Besar PMII menggelar aksi demonstasi di depan Gedung Merah Putih, KPK pada Jumat (20/9). Mereka mengecam keputusan KPK yang menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sebagai tersangka.
PMII menegaskan penyidikan yang dilakukan KPK terhadap Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga tidak sesuai aturan dan tergesa-gesa. Hal itu dikarenakan penyidikan itu dilakukan dikala Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengundurkan diri.
Menurut PB PMII, keputusan pimpinan KPK menetapkan tersangka harus dilakukan secara kolektif kolegial oleh seluruh pimpinan yang jumlahnya lima orang.
Baca: Presiden Harap Kementerian dan Lembaga Memperbaiki diri
PMII pun menuding kelompok Taliban di KPK berada dibalik penetapan Imam sebagai tersangka.
Sebab penetapan Imam sebagai tersangka berdekatan dengan pengesahan revisi UU KPK yang ditolak oleh awak KPK. Dan Imam Nahrawi adalah kader PKB yang ikut membahas revisi UU KPK, sekaligus juga kader muda NU yang secara ideologis berseberangan dengan Taliban.