Ikuti Kami

Kongres V, Partai Buka Ruang Rehabilitasi Kader Bermasalah

Rehabilitasi kader bermasalah tersebut dikecualikan bagi kader yang tersangkut kasus korupsi.

Kongres V, Partai Buka Ruang Rehabilitasi Kader Bermasalah
Ketua SC (Steering Commitee) Kongres V PDI Perjuangan yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat (kanan) bersama Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Kongres V PDI Perjuangan Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (8/8). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Denpasar, Gesuri.id - Selain memilih Ketua Umum, penyusunan kepengurusan, program kerja lima tahun ke depan dalam Kongres V PDI Perjuangan  8-11 Agustus 2019, juga akan membuka ruang rehabilitasi bagi kader bermasalah. Rehabilitasi kader bermasalah tersebut dikecualikan bagi kader yang tersangkut kasus korupsi.

Ketua SC (Steering Commitee) Kongres V PDI Perjuangan yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, di arena Kongres V PDI Perjuangan Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (8/8) siang mengatakan begitu penetapan Ketua Umum terpilih, kongres tinggal melaksanakan sidang-sidang komisi.

Dalam sidang komisi ada sub komisi yang salah satunya mengagendakan pelaksanaan rehabilitasi bagi kader bermasalah. "Namanya Komisi Sub Rehabilitasi. Karena kita partai yang sangat demokratis. Kalau ada kesalahan kader, dipecat partai, maka ada kesempatan untuk direhabilitasi," ujar mantan Wagub dan Gubernur DKI Jakarta ini.

Djarot menyebutkan kader yang direhabilitasi diberikan kesempatan untuk membela diri. Nanti sidang Komisi Rehabilitasi bisa mengajukan kepada partai untuk memulihkan nama yang bersangkutan. "Apakah nanti memenuhi syarat dipulihkan sebagai anggota partai tergantung sidang rehabilitasi," tegas Djarot. Namun demikian kata Djarot, tidak semua kader yang memiliki kesalahan namanya bisa dipulihkan. 

Misalnya kader yang terlibat kasus korupsi. Kader yang dipecat karena menginjak-injak martabat dan kehormatan partai.

 "Kader yang menginjak-injak kehormatan partai, terlibat korupsi tidak ada pengampunan. Namun kalau mereka mau datang silahkan saja ke komisi rehabilitasi membela diri," ujar Djarot.

Untuk di Bali kader yang tersandung masalah dan dipecat partai adalah Dewa Nyoman Sukrawan yang notabene mantan Bendahara DPD PDI Perjuangan Bali. Sukrawan dipecat, karena membelot di Pilkada Buleleng 2017. Dia melawan keputusan partai dengan maju sebagai Cabup Buleleng melalui jalur independen dan disokong sejumlah parpol di Buleleng menghadapi incumbent Cabup-Cawabup, Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutijdra yang diusung PDI Perjuangan.

Selain Sukrawan, kader lainnya yang dipecat adalah Wayan Disel Astawa dan Wayan Sugita. Disel Astawa politisi asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung membelot di Pilkada Badung 2015.  Dia dipecat juga dari keanggotaan DPRD Bali periode 2014-2019. Namun Disel Astawa saat ini sudah menjadi kader Gerindra. Bahkan terpilih sebagai Caleg DPRD Bali Dapil Badung di Pileg 2019 menggunakan kendaraan Gerindra. 

Sedangkan Sugita politisi asal Desa Kelan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung  juga dipecat karena membelot di Pilkada Badung 2015. Padahal saat itu PDI Perjuangan mengusung Nyoman Giri Prasta-Ketua Suiasa sebagai Cabup-Cawabup Badung. Sugita bahkan dipecat sebagai anggota DPRD Badung saat itu juga.

Kader lainnya I Made Arjaya politisi asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang dipecat karena membelot dengan menjadi Calon Walikota Denpasar di Pilkada 2015 melalui partai koalisi. Arjaya yang anak dari tokoh PDI Perjuangan Sanur, Nyoman Lepug ini dipecat PDI Perjuangan dan hingga saat ini tidak menjadi anggota parpol lain.

Kader PDI Perjuangan lainnya yang dipecat adalah IGA Mas Sumatri. Mas Sumatri dipecat karena membelot di Pilkada 2015. Padahal saat itu PDI Perjuangan mengusung Cabup-Cawabup Wayan Sudirta-Made Sumiati.

Quote