Ikuti Kami

Lawan Khilafah, Gagas Persatuan Nasionalis-Islam-Militer

Ada unsur di tengah masyarakat yang mencoba membelokkan peradaban bangsa.

Lawan Khilafah, Gagas Persatuan Nasionalis-Islam-Militer
Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah dalam pidatonya pada acara haul wafatnya Bung Karno ke-49 dan diskusi "Melanjutkan Peradaban Bangsa" di Kantor Pusat PA GMNI, Cikini, Jakarta, Jumat (22/6) malam. (Foto: gesuri.id/Hiski Darmayana)

Jakarta, Gesuri.id - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) menggagas persatuan seluruh unsur yang berperan dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Unsur-unsur pembentuk NKRI itu, menurut PA GMNI, adalah kaum Nasionalis/Soekarnois, Islam dan TNI/Polri (militer). 

Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah dalam pidatonya pada acara haul wafatnya Bung Karno ke-49 dan diskusi "Melanjutkan Peradaban Bangsa" di Kantor Pusat PA GMNI, Cikini, Jakarta, Jumat (22/6) malam menegaskan persatuan ini penting. Sebab, lanjut Basarah, saat ini semua komponen bangsa bisa sama-sama merasakan adanya unsur di tengah masyarakat yang mencoba membelokkan peradaban bangsa dari konsensus para pendiri bangsa. 

"Kita  tahu, Hizbut Tahrir Indonesia, berusaha menggantikan dasar negara Pancasila dengan Khilafah. Hal ini yang harus kita sikapi bersama dengan memperkuat persatuan," kata Basarah.

Menurut Basarah, salah satu modus kelompok anti Pancasila ini adalah dengan melanjutkan cara Belanda ketika menjajah Nusantara, yakni politik pecah belah (devide et impera).  Dahulu Belanda mengadu domba antar kesultanan agar saling berperang dan tidak bersatu.

Hari ini, ungkap Basarah, sangat bisa dirasakan bagaimana kelompok nasionalis diadu domba dengan kelompok Islam. Bahkan kelompok nasionalis juga diadu domba dengan TNI-Polri melalui berbagai modus.

"Mereka bilang Nasionalis itu tak islami, kafir, dan lain sebagainya," katanya.

Bagi PA GMNI, gerakan kelompok itu harus dilawan bersama-sama oleh seluruh elemen pendiri bangsa. Dan momen hari ini menjadi momen kebersamaan untuk mewarisi api perjuangan para pendiri bangsa, bukan 'abunya'.

Dan api perjuangan pendiri bangsa itu adalah persatuan nasional. 

"Ancaman ini hanya bisa kita lawan jika nasionalis, Islam, TNI-Polri bersatu," kata Basarah.

Quote