Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menegaskan pernyataan mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua bahwa pemunculan isu radikalisme atau 'polisi taliban' di KPK sebagai ulah pihak yang berpaham komunis, adalah ‘kebangetan’.
Eva menegaskan, radikalisme agama adalah keprihatinan dunia. Banyak riset yang dilakukan beragam kalangan, seperti NU, Muhammadiyah dan berbagai perguruan tinggi menemukan fakta adanya bahaya radikalisme.
Baca: Ruhut: Tiga Pimpinan KPK yang Mundur 'Kampungan'
“Seluruh dunia sepakat radikalisme atau talibanisme tidak bagus untuk perdamaian dunia, karena mereka kelompok politik dan agendanya makar sehingga negara harus membersihkan anasir-anasir radikalisme di semua lembaga negara, sekolah dan sebagainya,” papar Eva kepada Gesuri.id di Jakarta, Selasa (17/9).
Eva pun mempersilakan Abdullah Hehamahua untuk membaca riset-riset produksi IAIN, Wahid Foundation, Ansor dan lainnya supaya kontekstual. Eva menegaskan, isu komunisme tidak usah dikaitkan dengan revisi UU KPK.
“Hal itu demi kualitas proses revisi berjalan baik dan semata bagi perbaikan governance di dalam KPK,” ujar Eva.
Baca: PDI Perjuangan Sayangkan Pengembalian Mandat KPK
Sebelumnya, Abdullah menyebut pemunculan isu polisi taliban di KPK akibat ulah pihak yang berpaham komunis.
"Siapa yang bermain dalam isu ini. Siapa lagi kalau bukan komunis. Sebab dua ciri utama komunis di mana-mana di dunia ini, melakukan adu domba di masyarakat serta benci terhadap ajaran agama, khususnya agama Islam," katanya.