Ikuti Kami

Megawati Ungkap Dampak Tragedi 1965 di HUT PDI Perjuangan

Banyaknya ahli dalam ilmu pasti dari Indonesia yang berada di luar negeri dan tidak bisa pulang sejak 1965. 

Megawati Ungkap Dampak Tragedi 1965 di HUT PDI Perjuangan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercerita mengenai dampak buruk dari tragedi 1965 dalam Rakernas I sekaligus peringatan HUT Ke-47 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1). (Foto: Alvin Cahya Pratama)

Jakarta, Gesuri.id- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercerita mengenai dampak buruk dari tragedi 1965 dalam Rakernas I sekaligus peringatan HUT Ke-47 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1).

Baca: Megawati: Perempuan Jangan Merasa Jadi Konco Wingking

Dampak buruk itu adalah banyaknya ahli dalam ilmu pasti dari Indonesia yang berada di luar negeri dan tidak bisa pulang sejak 1965. 

"Anak-anak kita banyak yang pinter loh, bapak presiden, sayang saja ketika peristiwa tahun 1965 banyak sekali anak-anak kita yang sebenarnya dikirim ke luar Indonesia pada waktu itu tapi tidak diizinkan untuk kembali mereka sangat ingin pulang padahal di situ banyak tenaga, ahli-ahli yang kuat di bidang ilmu pasti," kata Megawati.

Megawati mengaku banyak berjumpa dengan orang Indonesia di luar negeri. Kepada Megawati, orang-orang tersebut mengaku ingin kembali ke dalam negeri namun situasi tak memungkinkan, lantaran mereka sudah berkeluarga di negeri tempat mereka terasing. 

"Ketika saya banyak berjumpa dengan mereka mereka mengatakan saya ingin pulang ibu, tapi saya di sini sudah berkeluarga mereka dipakai di negara tersebut, ada ahli nuklir, ada metalurgi ada ahli minyak dan sebagainya," ujar dia. 

Megawati sebenarnya ingin memboyong ahli-ahli tersebut kembali ke Indonesia. Namun saat dia menjabat sebagai presiden, situasi Indonesia sedang mengalami krisis. 

"Kalau negara kita kaya bapak presiden waktu itu saya sudah berpikir, tapi waktu saya jadi presiden negara lagi krisis, kalau negara kita kaya raya pada waktu itu saya suruh boyong itu semua pulang ke Indonesia kita beri gaji yang memadai bagi mereka seperti di negara luar, kenapa tidak bisa? Indonesia kaya sekali," ujar dia.

Baca: Megawati Dukung Sikap Tegas Presiden Terhadap Natuna

Berdasarkan penelitian Ari Junaedi yang pernah menjadi Staf Ahli Megawati Soekarno Putri,tercatat sekitar 1.500 orang Indonesia masih berada di luar negeri dan tidak bisa kembali ke tanah air sejak 1965 akibat dicap komunis oleh rezim Soeharto. 

Mereka tersebar di beberapa negara Eropa seperti Belanda, Jerman, Perancis, Swedia, hingga negara-negara pecahan Uni Soviet.

Quote