Ikuti Kami

Megawati Apresiasi Perjuangan Mama Papua dalam Lindungi Mangrove, Sebut Plastik Jadi Ancaman

Megawati mengangkat kisah para perempuan Papua yang secara turun-temurun menjaga ekosistem bakau.

Megawati Apresiasi Perjuangan Mama Papua dalam Lindungi Mangrove, Sebut Plastik Jadi Ancaman
Megawati tanggapi Mama-Mama Papua - Foto: Tangkapan layar Youtube Kompas TV

Jakarta, Gesuri.id – Presiden RI ke-5 yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Prof. Dr. (Hc) Hj. Megawati Soekarnoputri, menyatakan kekagumannya atas komitmen para “Mama Papua” dalam menjaga mangrove di Papua. Ia menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan sekadar menjaga alam, melainkan juga meneruskan amanat leluhur yang menghargai dan merawat lingkungan hidup.

Dalam sebuah tayangan video, Megawati mengangkat kisah para perempuan Papua yang secara turun-temurun menjaga ekosistem bakau. Mangrove yang menjadi rumah bagi berbagai jenis ekosistem – udang, kerang, ikan kecil – kini menghadapi ancaman serius: tumpukan sampah plastik yang berserakan dan merusak fungsi ekologis kawasan.

“Seharusnya mangrove itu tempat perlindungan bagi banyak kehidupan laut kecil. Tapi kalau plastik sudah merajalela, rusak semua,” kata Megawati mengomentari kondisi yang dilihatnya dikutip daru Episode Dokumenter Merawat Pertiwi, Mencintai Tumbuhan bersama Megawati Soekarnoputri di Rosi, Kompas TV, Selasa (16/9).

Megawati menyerukan agar masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait memperhatikan kondisi mangrove sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem dan budaya. Beberapa poin penting yang ia soroti:

Kebersihan kawasan mangrove dari sampah plastik harus jadi prioritas; sampah plastik bukan hanya merusak estetika tapi mengganggu kehidupan organisme laut.

Pelestarian mangrove harus dilakukan bersama-sama dengan pemberdayaan masyarakat lokal, terutama perempuan, yang selama ini menjadi penjaga langsung “Hutan Perempuan”.

Perlu kebijakan yang mampu menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan konservasi alam; pembangunan tidak boleh mengorbankan fungsi ekologis kawasan adat.

Ancaman Nyata terhadap Hutan Perempuan dan Ekosistem Mangrove

Salah satu tokoh penting dalam gerakan pelestarian mangrove di Papua adalah Petronela “Mama Nela” Merauje dari Kampung Enggros, Jayapura. Ia dikenal memimpin upaya penanaman bibit mangrove, pengelolaan limbah plastik, dan pemberdayaan ekonomi lokal melalui olahan bakau. 

Mama Nela menyebut kawasan “Hutan Perempuan” di Teluk Youtefa sebagai ruang ritualistik, ruang kebebasan, serta sumber penghidupan. Namun, perkembangan pembangunan – seperti jembatan pelengkung Youtefa – serta akumulasi sampah telah membuat lingkungan tersebut mengalami degradasi. Mangrove yang ditebang dan rusak semakin menunjukkan dampak langsung: suplai kerang dan ikan kecil menurun, tempat berlindung ekosistem laut lemah

Quote