Ikuti Kami

Mengalir Darah Seni Soekarno, Megawati Hobi Menari

Kegemarannya menari tradisional tak lepas dari sosok sang ayah.

Mengalir Darah Seni Soekarno, Megawati Hobi Menari
Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Jakarta, Gesuri.id - Megawati Soekarnoputri berhasil mengukir sejarah sebagai presiden perempuan pertama Republik Indonesia yang menjabat sebagai presiden pada 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004.

Memiliki nama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia ini merupakan Putri sulung Presiden pertama RI Soekarno dengan Fatmawati.

Baca: Kenangan Megawati, Perkenalan Pertama dengan Taufiq Kiemas

Lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947 dan menghabiskan masa kecilnya di lingkungan istana negara, tidak membuat Megawati larut dalam hidup yang tergolong mewah waktu itu.

Sebagai anak gadis ia mempunyai hobi menari, dan kemampuan itu sering tunjukkan di hadapan para tamu-tamu negara yang datang ke istana. Kegemarannya menari tradisional tak lepas dari sosok sang ayah yang juga dikenal sebagai sosok pencinta seni.

Putra Sang Fajar itu bahkan menekankan kepada putra dan putrinya mengenai pentingnya mempelajari seni. Pendidikan seni pun sudah dialirkan pada putra putri Bung Karno sejak mereka masih belia.

Menurut Megawati, meski terlihat tegas dan tegar, sang ayah selalu menekankan kepada putra putrinya untuk mempelajari seni. "Bung Karno itu, meski politikus yang taktis, tetapi, kami usia lima tahun disuruh menari. Disuruh bisa musik," ungkap Megawati saat menceritakan tentang ayahnya di Kantor DPP PDI Perjuangan beberapa waktu lalu.

Dikatakan Megawati, disaat anak-anak penguasa negara bisa berleha-leha tapi Bung Karno menuntut dirinya beserta kakak dan adiknya yaitu Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra untuk belajar seni sejak dini.

Bahkan, sang ayah memintanya untuk memilih jenis seni yang ingin digeluti antara seni tradisional atau seni modern. Ia pun memilih untuk mempelajari gamelan dan tari. Sedangkan saudaranya Guntur dan Guruh memilih musik modern. Tetapi kedua adiknya, yaitu Rachmawati dan Sukmawati memilih seni musik, seperti piano.

"Kalau diingat, seni itu sangat mengganggu sekali. Bayangkan sulitnya tari Jawa, Bali dan Sumatera. Bayangkan, itu tidak mudah," ujar Megawati saat mengingat waktu pertama dirinya dituntut untuk belajar seni.

Baca: Bung Karno dan Tahun Vivere Pericoloso

Seiring berjalannya waktu belajar seni, Megawati mengerti betapa pentingnya seni dalam membentuk karakter. Bahkan, Megawati sangat menghargai seni tradisional khususnya gamelan. "Karena gamelan itu satu kesatuan," imbuhnya.

Megawati berharap generasi muda saat ini memiliki keinginan untuk mempelajari kesenian tradisional yang merupakan warisan bangsa. Sebab, jika tidak kita lestarikan maka budaya tradisional lama kelamaan akan hilang dimakan waktu.

"Saya minta anak-anak muda ini belajar seni kita. Tidak apa-apa juga belajar seni luar, tetapi jaga juga seni kita," harap Megawati.

Quote