Ikuti Kami

Sejarah Membentuk PDI Perjuangan Tak Cengeng dalam Berjuang

Di usia yang hampir menginjak angka 46 pada 10 Januari tahun 2019, PDI Perjuangan telah mengalami berbagai peristiwa sejarah.

Sejarah Membentuk PDI Perjuangan Tak Cengeng dalam Berjuang
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (paling kiri), di acara diskusi menjelang HUT PDI Perjuangan ke-46 bertajuk "PDI Perjuangan dan Magnet Politiknya" yang digelar oleh DPP PDI Perjuangan, di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (18/12). (Foto: gesuri.id/Imanudin)

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan PDI Perjuangan selalu melakukan kritik dan oto-kritik, apalagi pada momen menjelang peringatan berdirinya partai berlambang banteng tersebut. 

Baca: Presiden dan Gus Sholah Diskusi di Ruangan Bersejarah

"Setiap ulang tahun (kami) melakukan kritik dan oto-kritik untuk melihat ke dalam, kelemahan-kelemahan dan tantangan yang dijalani PDI Perjuangan, serta perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan. Kemudian kita melihat keluar, harapan yang diberikan oleh masyarakat kepada PDI Perjuangan yang harus kita perjuangkan bersama-sama," kata Hasto dalam pembukaan acara diskusi menjelang HUT PDI Perjuangan ke-46 bertajuk "PDI Perjuangan dan Magnet Politiknya" yang digelar oleh DPP PDI Perjuangan, di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, (18/12).

Hasto mengatakan, di usia yang hampir menginjak angka 46 pada 10 Januari tahun 2019 nanti, PDI Perjuangan telah mengalami berbagai peristiwa sejarah, seperti dilarang mengikuti pemilu, hasil kongres yang diintervensi hingga kantor DPP yang diserang. 

"Proses kelahiran PDI Perjuangan sebagai sebuah proses yang panjang di mana partai ini punya pengalaman tidak bisa ikut pemilu pada tahun 1997, setiap kongres kita selalu diintervensi, penculikan terhadap pengurus Partai, kemudian penyerangan terhadap kantor PDI Perjuangan pada tanggal 27 Juli 1996," cerita Hasto.

Namun, Hasto mengatakan berbagai peristiwa tersebut juga memberikan pelajaran bagi kader PDI Perjuangan agar tidak cengeng. Ia mengatakan perjalanan sejarah memperteguh keyakinan politik kader PDI Perjuangan bahwa kebenaran yang pada akhirnya akan menang.

"Dan dari berbagai  perjalanan sejarah kita diajarkan untuk tidak cengeng untuk tidak gampang menangis, kita diajarkan untuk berpolitik dengan keyakinan 'satyam eva jayante', pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang," ucap Hasto.

Baca: Hasto: Jangan Lupakan Peran Istimewa Satgas, Ranting dan PAC

Hasto pun menginsyafi bahwa partainya belum sempurna. Karenanya dia meminta kritik dan masukan dari semua pihak, semata-mata agar PDI Perjuangan tetap berada di jalan Pancasila dan berjuangan demi kemakmuran rakyat.

"Sebagai partai politik kita menyadari bahwa belum sempurna, kita melakukan kritik oto-kritik, kita minta masukan saudara-saudara sekalian, agar PDI Perjuangan semakin setia kepada jalan Pancasila, jalan kerakyatan untuk Indonesia Raya," kata Hasto.

Quote