Ikuti Kami

Spirit NU-PDI Perjuangan: Membangun Peradaban, Merawat Jagat

Hasto: Kalau di PDI Perjuangan, Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri membangun peradaban kemudian merawat jagat.

Spirit NU-PDI Perjuangan: Membangun Peradaban, Merawat Jagat
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah) pada acara dialog dalam rangka Harlah Ke-96 NU ke-96 secara hybrid, Sabtu (12/2). 

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan antara visi PDI Perjuangan dengan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki garis besar yang sama mengenai persatuan Indonesia, bahkan dunia. Hubungan itu pulalah yang membuat kedua organisasi ini melangkah beriringan dan saling membutuhkan. 

Baca: PDI Perjuangan-NU Selalu Beriringan, Segala Ancaman Teratasi

Hasto mengatakan tema Harlah NU yang diangkat Ketum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf ialah Merawat Alam Semesta, Membangun Peradaban sama dengan PDI Perjuangan. 

"Tema NU senapas dengan PDI Perjuangan. Karena disampaikan bagaimana oleh Gus Yahya tema-tema yang membangun peradaban kemudian merawat jagat. Kalau di PDI Perjuangan, Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri membangun peradaban kemudian merawat jagat. Ibu menyampaikan bahwa sudah menjadi kultur bagi partai bahwa politik itu membangun peradaban. Bahwa setiap ulang tahun partai itu kita lakukan gerakan dari simpatisan dan anggota partai untuk merawat pertiwi," kata Hasto pada acara dialog dalam rangka Harlah Ke-96 NU ke-96 secara hybrid, Sabtu (12/2). 

Politikus asal Yogyakarta itu menyampaikan lambang NU yang menggambarkan semangat persatuan dunia juga sama dengan spirit PDI Perjuangan yang digaungkan Proklamator RI Bung Karno. Begitu juga semangat membangun hubungan antara manusia secara horizontal dan vertikal ke sesama makhluk ciptaan Allah SWT. 

"Sama dengan yang digagas Bung Karno itu yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia itu untuk membangun persaudaraan dunia," jelas Hasto. 

Mahasiswa S3 Universitas Pertahanan itu mengingatkan NU telah menginspirasi Bung Karno untuk memperjuangkan kemerdekaan RI, begitu juga negara-negara lainnya. Bung Karno, lanjut Hasto, setelah Indonesia mendapatkan kedaulatan kemerdekaan lalu menggagas Konferensi Asia-Afrika pada 1965. 

Bung Karno, kata Hasto, menggunakan Indonesia untuk mengajak bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terbelenggu dengan penjajahan agar memerdekakan diri. 

"Dari situ, bangsa Afrika terutama negara-negara Islam, terinspirasi dari spirit Dasasila Bandung dan kemudian didorong oleh Bung Karno untuk meraih kemerdekaan," jelas Hasto. 

Alumnus UGM itu menyatakan Bung Karno bahkan meminjamkan rumah di Jalan Serang, Menteng, Jakarta Pusat untuk Maroko, Aljazair, dan Tunisia merancang kemerdekaannya. Dan hal itu, menurut Hasto, menjadi prinsip PDI Perjuangan untuk menjaga persaudaraan dunia sama halnya seperti semangat NU. 

Baca: Harlah NU ke-96, Megawati dan Gus Yahya Akan Berbicara

"Pada 1965, Bung Karno mendapat gelar pahlawan pembebas dan kemerdekaan bangsa-bangsa Islam," kata Hasto. 

Pada acara dialog ini, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi narasumber. 

Begitu juga Ahmad Basarah (Wakil Ketua MPR RI), Eri Cahyadi (Walikota Surabaya), Hamka Haq (Ketua DPP PDI Perjuangan)  Mochamad Nur Arifin (Bupati Trenggalek) dan Zuhairi Misrawi (Dubes RI untuk Tunisia).

Quote