Bandung, Gesuri.id - Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Noor Rafiqa, mengatakan konten pornografi yang sempat viral di media sosial harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Kondisi ini mengindikasikan moral dan identitas bangsa yang semakin tergerus.
Baca: Pemerintah Diminta Lebih Aktif Berantas Bahaya Laten Digital
Menurutnya, kasus seperti ini merupakan bagian dampak negatif dari perkembangan teknologi dan berimbas pada penyimpangan dan kejahatan seksual. Untuk menanggulanginya, ia menegaskan orang tua harus melakukan pengawasan terhadap anak.
"Nah di sini dibutuhkan peran aktif para orang tua agar anak-anak belajar memahami ahlak dan budaya yang menjadi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia," kata Noor, dilansir dari tribunjabar.com, Selasa, (20/8).
Noor yang juga Ketua Fathayat Nahdatul Ulama Jabar ini mengaku sangat prihatin dengan semakin merebaknya perbuatan asusila yang disebabkan oleh degradasi moral.
Maka dari itu, pemerintah harus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sehingga peran aktif orang tua dan keluarga bisa lebih maksimal.
Dia mengaku sangat prihatin dengan beredarnya kasus video tersebut di Garut. Sebab, daerah ini sebetulnya sangat dikenal memegang tradisi dan kental dengan nilai-nilai religius.
"Terbongkarnya kasus ini membuat masyarakat Jawa Barat kembali terhenyak dan tertampar. Konten Pornografi menyebar seperti virus melalui media-media online baik media sosial maupun situs-situs website," katanya.
Dia menjelaskan, ada beberapa aspek dapat menanggulangi degradasi moral. Pertama adalah aspek pendidikan formal atau lingkungan sekolah. Namun, pendidikan harus lebih menekankan kepada bimbingan dan pembinaan perilaku konstruktif, mandiri, dan kreatif.
"Ini untuk melatih integritas mental dan moral menuju terbentuknya pribadi yang memiliki daya ketahanan pribadi dan sosial dalam menghadapi benturan-benturan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan itu sendiri berikut dengan lingkungan sosialnya," paparnya.
Kedua, aspek lingkungan keluarga yang sangat jelas memberi andil yang signifikan terhadap berkembangnya pola perilaku menyimpang. Sebab, proses penanaman nilai-nilai bermula dari dalam keluarga itu sendiri hingga anak menemukan identitas diri dan aktualisasi pribadinya secara utuh.
Ketiga, katanya, aspek lingkungan pergaulan yang kerap menuntut dan memaksa anak-anak untuk dapat menerima pola perilaku dalam pergaulan. Hal ini sebagai kompensasi pengakuan keberadaan mereka dalam kelompok.
Baca: Lindungi Anak Indonesia, Megawati Dapat Penghargaan KPAI
Noor menegaskan aspek penegakan hukum sanksi harus dapat menjadi shock therapy bagi siapapun yang melakukan tindakan-tindakan pornografi maupun yang menyebarkan konten-konten berisi pornografi dan perilaku amoral lainnya.
Terakhir, aspek sosial kemasyarakatan harus memberikan ruang untuk terciptanya relasi-relasi sosial yang baik dan serasi. Sehingga, warga masyarakat sekitar akan memberi implikasi terhadap tumbuh dan berkembangnya kontak-kontak sosial yang dinamis.