Belu, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) membuka secara resmi "Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan" bagi para perempuan dan ibu oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), baru-baru ini.
Pelatihan ini berkolaborasi dengan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan (BRSDM), Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi, Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Sumba Timur dan Belu.
Baca: Kunjungi SUPM, Ansy Ingatkan Pabrik Pengolahan Ikan Penting
"Potensi kelautan NTT sangatlah melimpah, di Sumba Timur saja terdapat 15 kecamatan pesisir, 56 desa pesisir, dan lebih dari 3000 nelayan penangkap ikan skala kecil yang umumnya menangkap ikan Tuna, Cakalang dan Tongkol (TCT)," ujar Ansy.
NTT, lanjut Ansy, sebagai provinsi pengekspor ikan, telah memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan negara dan daerah dengan total ekspor ikan mencapai 225.196 ton atau senilai US$ 1,2 juta pada 2019.
Namun sayangnya inovasi dan kreasi dalam produksi olahan ikan masih sangat minim di NTT karena keterbatasan ketrampilan Sumber Daya Manusia, teknologi, dan peralatan.
Alhasil, lanjut Ansy, pengolahan ikan hasil tangkap selama ini hanya terbatas untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, padahal kualitas ikan di NTT sangat tinggi.
Baca: Kembangkan Perikanan NTT, Ansy Minta Data Dinas Kelautan
"Jika diolah dengan baik dapat memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat," ujar Politikus PDI Perjuangan itu.
Ansy melanjutkan, pelatihan itu berlangsung selama dua hari, 18-19 Agustus 2020 dengan mayoritas peserta adalah perempuan dan ibu rumah tangga.
Mereka diberikan pembekalan mulai dari bagaimana memilih ikan, mengolah ikan, membuat kemasan yang higienis dan menarik, hingga memasarkan produk olahan.
"Harapannya, ibu-ibu di Sumba Timur dan Belu bisa menjadi wirausaha-wirausaha baru yang mampu memproduksi olahan ikan dengan kualitas dan kemasan yang baik untuk dipasarkan di dalam, maupun luar NTT," ujar Ansy.
"Saya percaya perempuan dan ibu memiliki peran penting bukan hanya dalam proses produksi dan berjualan namun juga dalam membangun dan menyehatkan keluarga serta anak-anak," tambahnya.
Ansy memaparkan, ikan adalah sumber protein nabati yang kaya akan Omega 3 yang bermanfaat membentuk otak, imun tubuh dan mencegah stunting.
Jika bisa diolah dan dikonsumsi bagi anak, NTT bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, bebas dari gizi buruk dan stunting.
"Saya juga menitipkan pesan bagi Pemerintah Daerah agar lebih proaktif dalam menyampaikan aspirasi kepada saya agar bisa disuarakan di Senayan," ujar Ansy.
Ansy pun mengucapkan terima kasih kepada KKP, BRSDM, tim instruktur, Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur dan Kabupaten Belu, para peserta dan semua pihak yang telah berkontribusi dan memungkinkan kegiatan ini dapat terselenggara.
"Bagi Ibu-ibu yang akan mengikuti pelatihan untuk dua hari kedepan, saya ucapkan semangat dan selamat belajar. Semoga Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan ini dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan nelayan, pegiat perikanan, dan terutama bagi para ibu rumah tangga di NTT untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga," ujarnya.
Ansy juga berharap, perayaan kemerdekaan HUT ke-75 RI semakin meningkatkan komitmen dan perjuangan. Dia mengajak semua pihak tetap bersemangat berjuang dalam situasi sulit akibat pandemi ini.
"Kita belajar dari filosofi ikan: ikan selalu berenang maju apapun kondisinya, atau menghadapi ganasnya ombak. Jangan sekali-kali mundur, pantang menyerah dan pantang berputus asa, terus berusaha untuk maju," ujar Ansy.