Ikuti Kami

Anton Charliyan Dukung Penggalian Parit di Galunggung

"Saluran air yang bersumber dari mata air Curug Cinila, di puncak Bukit Galunggung, Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi, Tasikmalaya".

Anton Charliyan Dukung Penggalian Parit di Galunggung
Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) yang juga Pemerhati Budaya dan Sejarah, Irjen Pol (Purn) H.Anton Charliyan menyatakan bahwa aktivitas Gali Parit  membuat saluran air, merupakan warisan adat tradisi dan budaya dari leluhur masyarakat  kawasan Gunung Galunggung sejak zaman dahulu. (Foto: Istimewa)

Tasikmalaya, Gesuri.id - Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) yang juga Pemerhati Budaya dan Sejarah, Irjen Pol (Purn) H.Anton Charliyan menyatakan bahwa aktivitas Gali Parit  membuat saluran air, merupakan warisan adat tradisi dan budaya dari leluhur masyarakat  kawasan Gunung Galunggung sejak zaman dahulu.

Hal itu, lanjut Anton, juga dilakukan para  generasi penerus Sunda, seperti  Ma Eroh, Peraih Kalpataru 1988 sekaligus Pahlawan Lingkungan dari PBB 1989. 

Baca: Bamusi Desak Aparat Tindak Tegas Pelaku Pembantaian Sigi

Selain itu, ada juga Abdul Rozak dari Cikadu Cisayong  serta Abah Harun dari Malaganti, yang merupakan Peraih SCTV award 2017. 

"Saat ini mereka beserta seluruh warga  sedang mencoba membuat saluran air yang bersumber dari mata air Curug Cinila, di puncak Bukit Galunggung, Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi, Tasikmalaya," ungkap Anton, baru-baru ini. 

Adapun, lanjut Anton, proses pengerjaan yang telah berjalan sejak beberapa tahun silam tersebut melibatkan sejumlah relawan dari sekitar kawasan tersebut. 

“Memang patut diacungkan dua jempol,  sebab budaya menggali parit ini ternyata masih bisa dipelihara para generasi  penerus sampai saat ini.  Fungsi parit ini bisa kita saksikan bersama, yakni sebagai saluran untuk mengalirkan air ke sawah atau perkebunan," ungkap Anton.

Mantan Kapolwil Priangan itu melanjutkan, parit juga bisa dimanfaatkan untuk membuat sumber mata air. Bahkan di zaman dulu,  digunakan juga sebagai parit pertahanan untuk perang.

Anton melanjutkan, penggalian parit itu  kabarnya sudah dimulai sejak tahub 1965 dan dilanjutkan lagi  tahun 2004. Hal itu tidak mungkin terjadi bila masyarakat Galunggung dan sekitarnya tidak memiliki semangat yang tinggi, tekad baja, serta etos kerja yang besar.

Baca: Herman Hery Kutuk Pembantaian Terhadap Warga Kristen Sigi 

"Selain itu, warga juga dibekali dengan niat yang tulus ikhlas, suci bersih  tanpa mengharapkan pamrih apapun juga, semata-mata ibadah karena Allah SWT untuk kepentingan masyarakat banyak, demi kelangsungan hidup anak-anak cucunya kelak di kemudian hari," ujar Anton. 

Hal itu, lanjut Anton, merupakan sebuah pengabdian yang luar biasa. Itulah yang menjadi ciri khas dari masyarakat Galunggung, Tasikmalaya dan harus bisa menjadi warisan dan inspirasi untuk seluruh warga masyarakat Sunda khususnya, dan  masyarakat Indonesia pada umumnya. 

"Karena hal ini menurut saya pribadi merupakan pekerjaan yang sangat luar biasa, tidak semua orang mau datang kesini menyumbangkan tenaga dan materinya.  Hanya orang-orang yang luar biasa pulalah yang siap berkorban disini mau menjadi Relawan,” tegas  Anton. 

"Maka, saya menantang siapapun kalau ingin menjadi orang yang luar biasa, kalau ingin mendapat 'gelar' sebagai manusia yang ulet dan pantang menyerah datanglah ke Galunggung dan  menjadi Relawan," ujar Anton.

Quote