Ikuti Kami

Aria Bima Apresiasi Kirab Pusaka dan Semedi Sambut Tahun Baru Islam 1447 H dan Tahun Baru Jawa 1 Suro

Tradisi ini bukan sekadar ritual budaya, juga menjadi ruang sakral untuk memperbesar rongga batin dalam menjalin komunikasi spiritual.

Aria Bima Apresiasi Kirab Pusaka dan Semedi Sambut Tahun Baru Islam 1447 H dan Tahun Baru Jawa 1 Suro
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, menyampaikan apresiasinya terhadap prosesi kirab pusaka dan semedi dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1447 H dan Tahun Baru Jawa 1 Suro yang digelar di Pura Mangkunegaran, Surakarta. 

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, menyampaikan apresiasinya terhadap prosesi kirab pusaka dan semedi dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1447 H dan Tahun Baru Jawa 1 Suro yang digelar di Pura Mangkunegaran, Surakarta. 

Menurutnya, tradisi ini bukan sekadar ritual budaya, tetapi juga menjadi ruang sakral untuk memperbesar rongga batin dalam menjalin komunikasi spiritual dengan Tuhan.

“Intinya bahwa bulan suruh yang satu malam adalah lari atau langkah awal mematuhi hari-hari berikutnya di bulan suruh adalah bulan yang berusakral, dimana setiap orang Jawa akan mengedepankan kebutuhan batin atau membesar rongga batin agar bisa berkomunikasi dengan Allah atau dengan Tuhan,” kata Aria Bima, dikutip pada Sabtu (28/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa prosesi kirab pusaka merupakan tradisi sakral yang diwariskan para leluhur, termasuk Pura Mangkunegaran, sebagai bentuk pengharapan terhadap ketenteraman dan rahmat bagi masyarakat.

“Pada kesempatan kiram adalah satu prosesi sakral yang ditradisikan oleh para leluhur termasuk panggung negara. Dalam prosesi itu, kiram pusaka adalah kehendak subjektif para leluhur panggung negara, bagaimana pusaka-pusaka ini akan memberikan satu kedamaian, ketenteraman, memberikan satu rahmat bagi masyarakat di sekitar panggung negara ataupun bagi masyarakat secara keseluruhan,” ungkapnya.

Politisi PDI Perjuangan tersebut juga menyoroti suasana sakral dan sunyi yang menyelimuti prosesi, meski diikuti banyak orang. Ia berharap tradisi ini terus dikembangkan dengan tidak melenceng dari pakem adat Pura Mangkunegaran.

“Tadi terlihat sekali bagaimana kesakralan dalam prosesi laku yang diikuti dengan berbagai suasana yang senyap, suasana yang sunyi dalam keramaian sekian banyak orang mengikuti. Saya berharap tradisi ini akan terus dikembangkan tidak hanya dilestarikan dengan berbagai cara yang tentunya tidak menyalahkan adat-istiadat yang pernah dijadikan subjek pakem panggung negara,” tuturnya.

Aria Bima juga memberikan apresiasi kepada Gusti Pangeran Mangkunegara X atas kemasan prosesi kirab yang begitu religius, magis, dan mistik, serta keterlibatan masyarakat yang semakin besar setiap tahunnya.

“Luar biasa, saya mengapresiasi Gusti Panggung Negero X yang sudah mengemas prosesi kiram ini menjadi suatu prosesi ritual magis, mistik, suasana yang religi begitu nampak, dan ikut sertaan masyarakat semakin tahun semakin terlihat lebih banyak, menandakan bahwa suasana kebatinan terisi setiap bulan suro,” jelasnya.

Usai kirab pusaka, masyarakat dan keluarga besar Pura Mangkunegaran memasuki tahap semedi, sebuah ritual hening untuk membuka ruang batin lebih luas agar tercipta kedekatan spiritual dengan Tuhan.

“Selanjutnya setelah kiram pusaka kita istirahat sejenak, kita akan masuk dalam suasana semedi. Suasana semedi adalah suasana memberikan rongga batin kita lebih besar, lebih luas dengan semua tidak ada aktivitas. Dengan rongga batin yang melebar maka komunikasi dengan Tuhan, dengan Allah akan semakin tercipta,” terang Aria Bima.

Ia menegaskan, doa-doa yang dipanjatkan dalam semedi tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk ketentraman dan kesejahteraan seluruh masyarakat.

“Maka doa-doa permohonan masyarakat terutama tidak hanya untuk dirinya tapi untuk ketentraman, untuk kesejahteraan semua masyarakat akan dipermohonkan lewat semedi yang segera akan dilangsung kurang lebih satu jam,” ucapnya.

Menutup pernyataannya, Aria Bima mengucapkan selamat memperingati Tahun Baru Islam 1447 H dan Tahun Baru Jawa 1 Suro. 

“Saya kira itu, selamat tahun baru satu Muharram dan satu suro untuk tahun Jawa. Terima kasih,” pungkasnya.

Quote