Banda Aceh, Gesuri.id – Duka mendalam keluarga korban tragedi pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, kini perlahan menemukan cahaya. Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Jamaluddin Idham, hadir memberikan harapan baru dengan menanggung biaya kuliah dan memberikan laptop kepada Cahaya (19), adik almarhum Arjuna Tamaraya (21), korban dalam peristiwa tragis yang terjadi Jumat (31/10) dini hari.
Bantuan itu diberikan setelah Jamaluddin, yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh, mendengar kisah pilu keluarga almarhum. Arjuna semasa hidupnya menjadi tulang punggung keluarga sekaligus penyemangat adiknya untuk tetap menempuh pendidikan tinggi di Banda Aceh.
“Saya sangat prihatin atas musibah yang menimpa Arjuna dan keluarganya. Ketika saya dengar adiknya berisiko berhenti kuliah karena kehilangan penopang hidup, saya merasa terpanggil untuk membantu,” ujar Jamaluddin, Jumat (7/11).
Ia memastikan Cahaya akan mendapatkan beasiswa penuh hingga tamat kuliah, termasuk biaya SPP dan satu unit laptop baru untuk mendukung proses belajar. Menurutnya, membantu anak muda berpendidikan adalah bagian dari perjuangan membangun masa depan bangsa.
“Saya ingin memastikan adik almarhum tetap bisa melanjutkan cita-citanya. Ini bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Saya juga mengajak masyarakat untuk ikut membantu anak-anak seperti Cahaya, agar semangat Arjuna tidak padam,” tambahnya.
Cahaya, mahasiswi jurusan Teknik Komputer di salah satu perguruan tinggi di Banda Aceh, mengaku tak kuasa menahan haru atas perhatian yang diterimanya. Sebelumnya, laptop miliknya rusak dan ayahnya—yang telah berpulang pada April lalu—sempat berjanji membelikan yang baru. Harapan itu pupus seiring kepergian Arjuna, namun kini kembali menyala.
“Abang selalu bantu saya. Setelah kepergian beliau, saya sempat berpikir berhenti kuliah. Tapi sekarang saya punya semangat baru. Saya tidak menyangka ada yang begitu peduli,” tutur Cahaya dengan mata berkaca-kaca.
Ia juga menyampaikan doa dan terima kasih kepada Jamaluddin Idham.
“Semoga Bapak Jamaluddin selalu diberi kesehatan, dilapangkan rezeki, dan dimudahkan dalam urusan. Bantuan ini bukan hanya materi, tapi juga harapan,” ucapnya.
Bagi Jamaluddin Idham, langkah ini bukan sekadar aksi sosial, tetapi panggilan kemanusiaan untuk menjaga nyala mimpi anak bangsa.
“Kita tidak boleh menutup mata terhadap penderitaan di sekitar kita. Setiap anak yang berjuang menuntut ilmu adalah aset bangsa. Memberi beasiswa berarti menyalakan lilin harapan bagi masa depan mereka,” tegasnya.
Kisah Cahaya menjadi bukti bahwa di tengah duka, masih ada tangan yang peduli. Melalui kepedulian seorang legislator muda seperti Jamaluddin Idham, mimpi yang sempat redup kini kembali menyala — memberi makna bahwa kepedulian adalah bentuk tertinggi dari kemanusiaan.
















































































