Ikuti Kami

Kirab Cheng Ho, Ganjar Panggul Tandu Kimsin

Ganjar berharap perhelatan budaya tersebut menjadi agenda tahunan pariwisata yang mampu menggaet puluhan ribu wisatawan.

Kirab Cheng Ho, Ganjar Panggul Tandu Kimsin
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat Kirab Budaya Laksamana Cheng Ho di Kelenteng Sam Poo Kong Kota Semarang, Minggu (12/8).

Semarang, Gesuri.id – Ribuan pengunjung berbaur menyaksikan beragam seni budaya akulturasi Cina, Jawa, dan Islam yakni Kirab Budaya Laksamana Cheng Ho di Kelenteng Sam Poo Kong Kota Semarang, Minggu (12/8).

Tidak hanya wisatawan lokal, beberapa turis asing juga terlihat antusias menyaksikan kirab budaya memperingati kedatangan Laksamana Cheng Ho alias Sam Poo Tay Djien ke-613 tahun. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir dan ikut memanggul Kio atau tandu kimsin.

Baca: Ganjar Sukses Adakan Dieng Culture Festival ke-9

Mengenakan kemeja lengan panjang berwarna merah dengan motif dominasi ular naga, orang nomor satu di Jawa Tengah itu bersama tiga warga Tionghoa memanggul tandu berisi kimsin atau arca Cheng Ho, Tay Ciang. Mereka kemudian berjalan kaki dari beranda kelenteng sampai depan gerbang pintu utama.

Diiringi beragam tabuhan dan tampilan atraksi barongsai, serta rombongan prajurit pembawa pusaka lambang kebesaran kerajaan Tiongkok, ratusan pengunjung dan peserta kirab tampak semakin semangat mengikuti perhelatan budaya tersebut. Tidak sedikit pengunjung yang rela berdesakan demi mengabadikan wajah bahagia gubernur saat memanggul tandu kimsin di tengah kemeriahan acara.

Menurut Ganjar, ada banyak cerita menarik dari tradisi yang bertujuan untuk mengenang pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam bernama Zheng He atau Cheng Ho. Laksamana Cheng Ho mengarungi penjuru dunia dengan misi untuk diplomasi perdamaian, dagang, dan bertukar kebudayaan, sehingga terjadi akulturasi budaya.

“Seperti kemeja batik yang saya kenakan ini. Ada unsur Cina karena terdapat gambar naga, ada motif Islam, serta Jawa. Ini kebhinekaan yang kita miliki,” kata Ganjar usai pelepasan Kirab Cheng Ho.

Dia berharap perhelatan budaya tersebut menjadi agenda tahunan pariwisata yang mampu menggaet puluhan ribu wisatawan domestik maupun turis asing datang ke Jateng, guna menyaksikan pagelaran budaya yang sarat sejarah Cina dan Islam.

Dalam kegiatan itu, lanjut dia, masyarakat dapat mengetahui bagaimana akulturasi budaya terjadi. Dan ini bisa menjadi spirit toleransi, spirit yang bisa diakui bahwa kebhinekaan atau keberagaman di Indonesia adalah anugerah dari Tuhan dan menjadi rahmat bagi semua.

“Tradisi yang telah ratusan tahun diselenggarakan ini, ada nilai sejarah, agama, ekonomi dan relasi sosial dan ini penting untuk Indonesia saat ini,” terangnya.

Mantan anggota DPR RI ini berharap ke depan acara tahunan itu semakin menarik, dikemas lebih kreatif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Termasuk para pelajar dan masyarakat, yang menampilkan berbagai kesenian lokal.

Baca: Ganjar Terima Bantuan Hewan Kurban dari Bangsawan Kelantan

“Terbayang tidak jika semua RT di Semarang berkontribusi memeriahkan kirab Cheng Ho. Pasti akan menjadi pagelaran budaya yang dinantikan banyak orang,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Sebagai informasi, kirab budaya Cheng Ho merupakan puncak rangkaian berbagai kegiatan dalam Festival Cheng Ho 2018. Pagelaran kirab budaya dimulai Minggu (12/8) sekitar pukul 05.00 WIB, dari Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, Pecinan Semarang menuju Kelenteng Sam Poo Kong yang berlokasi di Simongan Semarang. Kemudian pada Minggu siang, rombongan kirab kembali lagi ke Kelenteng Tay Kak Sie.

Quote