Ikuti Kami

Nasi Aking Makanan Unggas, Ganjar: Lebih Baik Umbi-umbian

Umbi-umbian punya kandungan karbohidrat yang sangat cukup.

Nasi Aking Makanan Unggas, Ganjar: Lebih Baik Umbi-umbian
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sarapan jenang ganyong.

Semarang, Gesuri.id - Kemarau yang tengah melanda beberapa daerah di Jawa Tengah saat ini membuat Gubernur Ganjar Pranowo membuat kebijakan agar warganya tidak memilih nasi aking sebagai makanan pokok pengganti beras.

Pasalnya, stok beras di lumbung-lumbung warga telah semakin menipis sehingga mereka banyak yang beralih mengonsumsi nasi aking. 

Baca: Saatnya Kemandirian Sistem Produksi Pangan Nasional

Nasi aking adalah makanan yang berasal dari sisa-sisa nasi yang tak termakan yang dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari. Nasi aking biasanya dijual sebagai makanan unggas. 

Untuk itu, Ganjar mengatakan ketimbang memakan nasi aking akan lebih baik jika mengonsumsi makanan umbi-umbian yang tumbuh di sekitar rumah. Umbi-umbian juga punya kandungan karbohidrat yang cukup.

Selain itu, umbi-umbian juga merupakan bagian dari diversifikasi pangan yang digalakkan pemerintah selain beras. "Kalau tidak ada beras, saya anjurkan makan tiwul, umbi-umbian dan itu diversifikasi pangan. Yang tidak boleh itu tidak makan, kalau sudah begitu tolong lapor ke saya," tambahnya. 

Baca: Gubernur Ganjar Dorong Petani Beralih ke Pertanian Organik

Ganjar melanjutkan, pengolahan umbi-umbian juga saat ini terus berkembang hingga mempunyai sejumlah varian rasanya. Oleh karenanya, variasi makanan pokok selain beras penting untuk dilakukan, tidak hanya di musim kemarau. "Makan tiwul itu boleh, dan sehat. Tiwul sekarang enak," paparnya.

Tiwul sendiri identik dengan hidangan warga di daerah tandus. Makanan tiwul dibuat dari ubi kayu digunakan sebagai cara masyarakat mempertahankan diri dari ancaman kelaparan ketika musim kemarau. 

Salah satunya yang dialami warga di Dusun Wanarata, Desa Kalitapen Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Akibat kemarau, warga yang bermukim di daerah tandus kesulitan bahan pangan. Warga menyiasati dengan makan tiwul secara berselang-seling dengan nasi.

Quote