Jakarta, Gesuri.id - Rumah Sakit (RS) Apung PDI Perjuangan “Laksamana Malahayati” diturunkan untuk menjalankan misi kemanusiaan membantu masyarakat Aceh yang terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan longsor.
“Kami mengoordinasikan penuh kehadiran Rumah Sakit Apung Laksamana Malahayati untuk Aceh," kata Ketua PDI Perjuangan Aceh yang juga Anggota DPR RI Jamaluddin Idham di Banda Aceh, Selasa.
RS Apung tersebut dijadwalkan berangkat dari Batam pada Rabu (3/12). Rumah Sakit Apung ini merupakan fasilitas kesehatan terapung yang selama ini digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat di daerah pesisir dan terpencil di seluruh Indonesia.
Baca: Gerakan Menanam Pohon Harus Jadi Kesadaran Kolektif Bangsa
Kapal tersebut dilengkapi oleh tenaga medis profesional, dokter umum, dokter spesialis, perawat, obat-obatan, serta fasilitas medis penunjang.
Keberangkatan kapal ini merupakan langkah cepat merespons kondisi banjir di Aceh yang dilaporkan sangat parah dalam beberapa hari terakhir.
Jamaluddin menyampaikan kapal itu bakal tiba di Langsa sebagai titik kedatangan, untuk memberikan layanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat di Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sekitarnya yang membutuhkan dukungan segera.
Ia menuturkan pengerahan Rumah Sakit Apung ini merupakan bentuk kehadiran nyata PDI Perjuangan dalam membantu rakyat Aceh.
"Kondisi banjir sangat berat, masyarakat membutuhkan layanan kesehatan, dokter, obat-obatan, dan bahan makanan. Kapal ini diturunkan khusus untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak,” ujarnya.
Ia menegaskan PDI Perjuangan akan terus memastikan setiap wilayah yang membutuhkan bantuan dapat segera mendapatkan dukungan yang diperlukan.
"Semoga keberangkatan RS Apung ini dapat memperkuat penanganan darurat serta membantu pemulihan awal masyarakat di wilayah terdampak banjir," kata Jamaluddin Idham.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Marsinah Lebih Layak
Berdasarkan laporan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, hingga pukul 20.00 WIB, bencana hidrometeorologi Aceh telah berdampak pada 18 kabupaten/kota di Aceh, tersebar di 229 kecamatan dan 3.310 gampong (desa).
Untuk warga yang terdampak, lanjut dia, mencapai 229.767 kepala keluarga (KK) atau 1.452.185 jiwa. Di antaranya 157.321 KK dengan 660.642 jiwa mengungsi yang tersebar di 828 lokasi.
Dari angka tersebut, 1.435 jiwa mengalami luka ringan, luka berat 403 orang, 249 meninggal dan 227 masih dinyatakan hilang.

















































































