Ikuti Kami

Pedang Bambu KH. Zaenal Musthafa, Diperlihatkan & Dipegang ke Ganjar Pranowo

Kyai Acep menerangkan, jika dulunya KH. Zainal Musthafa dan para santri berjuang menggunakan pedan

Pedang Bambu KH. Zaenal Musthafa, Diperlihatkan & Dipegang ke Ganjar Pranowo
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Singaparna, Gesuri.id - Sebuah pedang bambu saksi sejarah perjuangan KH. Zaenal Musthafa saat melawan penjajah jepang di ditunjukkan Pimpinan Pondok Pesantren Sukamanah, Kyai Acep Tohir Fuad kepada Ganjar Pranowo.

Momen ini terjadi ketika Bakal calon presiden 2024 tersebut berkunjung ke Ponpes Sukamanah, Desa Sukarapih Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (10/10).

"Ini merupakan pedang dari bambu yang dulu dipergunakan sebagai senjata melawan penjajah jepang," jelas Kyai Acep Tohir.

Baca: Ganjar Pranowo dan Relawan Membangun Harapan di Ciamis

Kyai Acep menerangkan, jika dulunya KH. Zainal Musthafa dan para santri berjuang menggunakan pedang serta tombak (bambu runcing) yang semuanya terbuat dari bambu. Namun meski dari bambu, kedua senjata yang digunakan tersebut bukan senjata sembarangan.

"Ini warna aslinya kuning, namun berubah coklat seperti ini karena ada bekas darahnya pak Ganjar. Dan ini tidak sembarang senjata, orang yang pegang ini kebal peluru," jelas Kyai Acep.

Ganjar pun memegang pedang dari bambu itu sambil mendengarkan kisah perjuangan KH. Zainal Musthafa. Bagaimana dulu KH. Zainal Musthafa berjuang dalam pertempuran Sukamanah yang melegenda.

Sebanyak 86 santri KH. Zainal Musthafa gugur dan dimakamkan dalam satu lubang. Sementara Kyai Zainal ditahan di Jakarta dan dihukum mati oleh tentara Jepang.

"Dulu makam bapak saya (KH. Zaenal Musthafa) di Jakarta. Kemudian atas permintaan keluarga dipindahkan ke sini," jelas Kyai Acep.

Kyai Acep pun mengajak Ganjar berziarah ke makam pahlawan yang letaknya tidak jauh dari pondok pesantren itu. Di makam pahlawan tersebut, terbaring Kiai Zainal Musthafa dan para santrinya.

Ganjar didampingi Kyai Acep dan Bupati Tasikmalaya berdoa di pusara makam Kyai Zainal Musthafa dan para santri yang telah gugur melawan penjajah. Dirinya pun sempat menabur bunga di masing-masing pusara makam para syuhada tersebut.

Baca: Rommy PPP: Ganjar Siap Dimenangkan di Banten dan Jabar

"Ternyata Kyai Zainal Musthafa ini ayahanda Kyai Acep, yang merupakan seorang pahlawan. Beliau berjuang saat masih muda, usia 44 tahun berjuang melawan penjajah dan gugur," ucap Ganjar.

Ganjar mengatakan, jika KH. Zainal Musthafa membuktikan bahwa banyak ulama di Indonesia yang berjuang mempertahankan NKRI dengan pertaruhan nyawa. Maka generasi penerus harus belajar bagaimana simap patriotik, nasionalis para pejuang yang gugur mempertahankan republik Indonesia, termasuk mereka dari kalangan ulama.

"Kita belajar betul dari ketokohan beliau, banyak ulama yang punya sikap patriotis, nasionalis dan mengorbankan jiwa raga untuk Indonesia," ujarnya.

Sehingga ini menjadi pelajaran penting bagi generasi penerus bangsa berikutnya, bagaimana mempertahankan NKRI di manapun kita berada.

Quote