Ikuti Kami

Pembelajaran Daring 'Kering', PKBM RBAC Penuhi Dahaga Siswa

"Dalam pendidikan yang sejati, ada komunikasi dua arah antara murid dan guru. Guru, idealnya juga memberikan kontrol yang memadai".

Pembelajaran Daring 'Kering', PKBM RBAC Penuhi Dahaga Siswa
Rumah Belajar Anak Ceria (RBAC), sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang didirikan oleh kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumut, Paulus P. Gulo,S.H. (Foto; Istimewa)

Medan, Gesuri.id - Pandemi Covid 19 gelombang ke 2 yang menerpa negeri ini, termasuk  Sumatera Utara (Sumut), memiliki dampak buruk untuk segala aktivitas masyarakat. Hal itu juga terjadi dalam sektor pendidikan. 

Baca: Repdem Desak Polisi Tangkap Penimbun Vaksin !

Bahkan, sudah satu tahun terakhir sejak pandemi berlangsung, pembelajaran tatap muka yang memiliki nuansa pendidikan sejati tak dapat terlaksana. 

Pembelajaran jarak jauh atau daring, yang memiliki banyak kendala, menggantikan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka. 

Hal ini menuai keprihatinan dari Rumah Belajar Anak Ceria (RBAC), sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang didirikan oleh kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumut, Paulus P. Gulo,S.H.

Ketua Pengurus Pusat PKBM RBAC, Intan Rada Sari,S.Pd, menyatakan Pembelajaran Jarak Jauh  membuat siswa tidak dapat maksimal dalam belajar. 

"Dalam pendidikan yang sejati, ada komunikasi dua arah antara murid dan guru. Guru, idealnya juga memberikan kontrol yang memadai dalam mendidik muridnya, agar transfer ilmu bisa dilakukan dengan baik. Hal itu hanya dalam pembelajaran tatap muka, bukan daring," ujar Intan. 

Intan, yang merupakan kader GMNI ini menambahkan, pembelajaran daring juga memiliki banyak kendala. Belum meratanya kepemilikan ponsel oleh seluruh murid, khususnya di Sumatera Utara, merupakan salah satu penghambat proses pembelajaran daring. 

Demikian juga kuota atau akses internet yang belum merata. 

"Belum lagi, bila kita bicara ketidak siapan banyak orang tua untuk berperan menjadi guru. Ini adalah salah satu problem pembelajaran daring satu tahun terakhir," ujar Intan. 

Melihat situasi ini, PKBM RBAC berupaya hadir  ditengah ketidak sempurnaan pendidikan formal secara daring saat ini.

Meski, bukan berarti PKBM RBAC ingin meruntuhkan pendidikan formal.

"Kami ingin mengisi kekosongan dalam sistem pembelajaran daring yang tak menghadirkan suasana belajar sejati, yakni interaksi langsung  baik antara guru dan murid, serta antara sesama murid. Justru dari interaksi itulah, pembelajaran yang sejati bisa diperoleh," ujar Intan. 

Intan mengungkapkan, PKBM RBAC  hadir  membuka pembelajaran privat secara gratis guna membantu para peserta didik. Terutama mereka yang tak terpenuhi 'dahaga' belajar nya dalam pembelajaran daring yang 'kering'. 

Baca: AHY-Ibas Jangan Jadikan Kecemasan Publik, Komoditas Politik

Namun, Intan pun menegaskan, penyelenggaraan pembelajaran oleh PKBM RBAC tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal ini untuk mencegah penularan Covid diantara para murid.

"Kami hadir dengan metode pembelajaran tatap muka, berupaya sebisa kami membantu meningkatkan kapasitas keilmuan para peserta didik. Namun, kami sadar, ditengah Pandemi ini kami harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," ujar Intan.

Quote